Suara.com - Varian baru virus Corona yang muncul di Inggris menimbulkan pertanyaan terkatif efektivitas vaksin yang saat ini sudah siap diberikan ke masyarakat.
Menjawab pertanyan tersebut, CEO BioNTech Ugur Sahin mengatakan bahwa dirinya yakin vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaannya akan manjur melawan varian baru virus corona yang muncul di Inggris.
Sahin melalui stasiun televisi Bild TV menyebutkan perusahaan Jerman itu akan menyelidiki mutasi Covid-19 dalam beberapa hari ke depan, tetapi ia menilainya dengan tingkat kewaspadaan.
Sejumlah negara menutup perbatasan mereka untuk Inggris lantaran khawatir dengan varian baru virus corona yang sangat menular, yang mengacaukan perjalanan dan berpotensi menyebabkan krisis pangan di Inggris.
Sahin berbicara tak lama setelah Uni Eropa merestui vaksin tersebut, yang dikembangkan bersama Pfizer dan akan diluncurkan usai perayaan Natal.
Catatan dari CEO mengenai mutasi Inggris digaungkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang memperingatkan tanda bahaya besar, dengan mengatakan bahwa ini hal yang lumrah dari evolusi pandemi.
Sahin mengaku belum divaksinasi, tetapi akan melakukannya. Menurutnya, lebih penting bahwa pegawainya mendapatkan vaksin sehingga mereka dapat melanjutkan tugasnya.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan munculnya varian baru virus Corona di Inggris masih dalam batas kewajaran.
Selama pandemi, virus akan terus mengalami evolusi dan perubahan. Sehingga, belum diperlukan peringatan keras atas varian baru virus corona yang sangat menular, yang terdeteksi di Inggris.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Varian Baru Virus Corona Inggris Sampai Singapura!
"Kami harus menemukan keseimbangan. Sangat penting untuk harus terbuka, sangat penting untuk memberitahu masyarakat apa adanya, namun penting pula untuk mengatakan bahwa ini hal yang normal dari evolusi virus," kata pakar kedaruratan WHO, Mike Ryan, dilansir ANTARA.
Pejabat WHO bahkan menanggapi positif temuan varian baru tersebut, yang memicu kekhawatiran di banyak negara untuk memberlakukan pembatasan perjalanan terhadap Inggris dan Afrika Selatan, mengatakan alat baru untuk melacak virus efektif.
"Dapat melacak virus sedekat ini, secara hati-hati, secara ilmiah dan secara nyata merupakan perkembangan positif yang nyata bagi kesehatan masyarakat dunia, dan negara-negara yang melakukan pengawasan seperti ini patut diapresiasi."
Mengutip data dari Inggris, pejabat WHO mengatakan mereka tidak memiliki bukti bahwa varian baru COVID-19 membuat orang lebih sakit atau lebih mematikan ketimbang jenis virus yang sudah ada, meski kelihatannya lebih mudah menyebar.
Negara-negara yang menerapkan pembatasan perjalanan bertindak atas dasar kehati-hatian saat mereka menilai risikonya
"Itu bijaksana. Namun penting juga agar semua orang menyadari bahwa ini terjadi, varian ini terjadi," tuturnya.
Berita Terkait
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
CEK FAKTA: Joe Biden Terserang Kanker Gara-gara Vaksin Covid-19, Benarkah?
-
Seorang Dokter di Inggris Coba Bunuh Pasangan Ibunya dengan Vaksin COVID-19 Palsu!
-
Pesta Seks Selama Pandemi dan Kebohongan Vaksin Covid-19, Dokter di New York Terancam Penjara!
-
Kemenkes Bantah Adanya Detoksifikasi Vaksin Covid-19, Definisinya Beda Jauh
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang