Suara.com - Media sosial kini tak hanya digunakan oleh orang dewasa. Anak-anak pun kini telah terpapar candu media sosial. Hal inilah yang menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian besar orangtua. Pasalnya, media sosial bisa memberi dampak buruk pada anak, salah satunya bahaya kejahatan eksploitasi seksual anak.
Itu sebabnya, Program Manager ECPAT Indonesia, Andy Ardian, meminta kepada setiap orangtua untuk berperan aktif dalam melindungi anak-anaknya dari dampak buruk media sosial.
“Peran orangtua begitu sangat penting dalam mengawasi anaknya saat sedang bermain di media sosial, karena itu bisa saja terjadi eksploitasi seksual anak,” ujar Andy dalam keterangannya secara virtual, Rabu (23/12/2020).
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai upaya perlindungan anak dari dampak buruk media sosial. Salah satunya, anak perlu diberikan edukasi agar mereka bisa menjaga diri dan terhindar dari risiko-risiko negatif seperti eksploitasi seksual.
“Bantu anak mengenali perbuatan atau praktik penggunaan internet yang melanggar hukum. Kemudian, bantu anak-anak yang menjadi korban, pelaku, atau saksi kejahatan daring dengan memastikan mendapatkan pendampingan psikososial,” jelas dia.
Sementara itu, berdasarkan data NCMEC (National Center for Missing and Exploited Children), dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan angka kekerasan dan eksploitasi seksual anak pada Januari-September 2020 secara global, dengan mencapai sekitar 98,66 persen, yang umumnya terjadi berawal melalui media sosial.
ECPAT Indonesia sendiri telah melakukan survei terhadap 1.203 reponden anak terkait kerentanan anak terhadap eksploitasi seksual anak. Hasilnya 25 persen atau sekitar 287 anak telah mengalami pengalaman buruk tersebut.
Kata dia, eksploitasi seksual anak yang terjadi di Indonesia ini mayoritas masih menggunakan cara lama, seperti pelaku merekrut korbannya dengan iming-imingi uang ataupun dijanjikan sebuah barang mewah.
“Angka kekerasan dan eksploitasi seksual anak ini perlu menjadi perhatian khusus karena kasusnya terus mengalami peningkatan secara signifikan, sehingga semua pihak harus menyatu untuk melawan pelaku dan membasmi kasus tersebut,” tuturnya.
Baca Juga: Etika dalam Berpendapat di Media Sosial
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!