Suara.com - Banyak pasien virus corona Covid-19 yang mengalami gejala ringan usia 40 hingga 50 tahun, justru kembali lagi dengan masalah fisik yang melemahkan setelah beberapa bulan. Kondisi ini resmi disebut sebagai sindrom Covid-19 pasca akut.
Jeff Engman salah satu pasien virus corona Covid-19 gejala ringan yang mengalami kondisi tersebut. Ia pun menceritakan pengalamannya terinfeksi virus corona dan setelahnya.
Jeff Engman mengaku dirinya adalah seorang yang suka bekerja keras. Di usianya yang 58 tahun, ia masih sibuk mengerjakan proyek terbarunya sampai akhirnya terinfeksi virus corona.
"Saya mengalami kelelahan, tenaga saya seperti terkuras habis. Saya hampir tidak bisa bangun dari tempat tidur," kata Jeff Engman dikutip dari ABC7.
Setelah beberapa minggu, Jeff Engman mengira dirinya sudah benar-benar sembuh dari virus corona Covid-19. Tetapi, masalah baru justru muncul kembali.
"Covid-19 telah menyebabkan beberapa abses di paru-paru saya," jelasnya.
Setelah 10 bulan, Engman pun masih mengalami gejala virus corona Covid-19 yang tertinggal seperti kebanyakan pasien lainnya.
Dr. Michael Daignault, seorang dokter pengobatan darurat di Providence Saint Joseph Medical Center, mengaku telah melihat banyak pasien Covid-19 yang mengalami long Covid-19 atau gejala jangka panjang.
"Mereka mengalami kabut otak, seperti kesulitan konsentrasi, sesak napas dan kekurangan energi secara keseluruhan," kata Dr Daignault.
Baca Juga: Vaksin Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan Sebelum, Selama dan Setelahnya?
Daftar gejala akibat kondisi ini juga mencakup nyeri tubuh, sakit kepala dan hilangnya indra penciuman. Bahkan jika gejala ini tidak terjadi pada puncak infeksi virus corona seseorang.
CDC melaporkan bahwa sebanyak 35 persen dari orang yang terinfeksi virus corona Covid-19, mengalami gejala yang berlangsung lebih dari 3 minggu.
"Covid-19 adalah kondisi yang sangat pro-inflamasi dan menyebabkan trombotik mikro atau pembekuan kecil di tingkat organ," jelasnya.
Dr. Daignault mengatakan ada sebuah penelitian mengungkapkan bahwa ada lima faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda.
"Jenis kelamin wanita, kelebihan berat badan, memiliki riwayat asma dan lanjut usia. Anda juga berisiko bila memiliki banyak gejala selama fase akut dan infeksi dalam beberapa minggu pertama," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia