Suara.com - Tubuh manusia selalu membutuhkan protein dalam jumlah besar setiap hari untuk memperbaiki sel dan membuat sel baru. Protein juga dianggap penting untuk menurunkan berat badan dan membangun otot.
Karena, protein membantu tubuh tetap kenyang untuk waktu lama dan bisa meningkatkan metabolisme yang mempercepat proses penurunan berat badan.
Hal itulah yang menjadi alasan diet tinggi protein disarankan untuk menurunkan berat badan. Sayangnya dilansir dari Times of India, hubungan antara metabolisme dan asupan protein tidak sederhana kedengarannya.
Sebuah studi yang dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan Masyarakat Obesitas di Boston menunjukkan bahwa bukan protein yang membantu meningkatkan metabolisme. Sebaliknya, asupan tinggi protein ini membantu pembentukan massa otot.
Para peneliti pun menarik kesimpulan bahwa asupan protein memengaruhi metabolisme. Karena itu, mereka melibatkan 16 orang dewasa sehat menjalani diet tinggi kalori selama 8 minggu. Makanan tersebut terdiri dari jumlah protein berbeda, yakni 5 persen, 15 persen dan 25 persen protein.
Secara umum, para partisipan yang mengonsumsi protein 40 persen lebih banyak daripada yang lain memiliki berat badan lebih sehat.
Akhirnya, penelitian ini menemukan bahwa orang yang menjalani diet tinggi protein memeroleh jumlah berat badan yang sama.
Perbedaan berat badan ini sangat drastis, tapi para peneliti tetap belum mengetahui peran protein mengubah cara tubuh menyimpan kalori.
Namun, cukup jelas bahwa asupan protein bisa mengubah persentase lemak tubuh. Sebenarnya perubahan persentase massa otot inilah yang bisa mempercepat proses penurunan berat badan dengan meningkatkan metabolisme.
Baca Juga: Selain 3M, Ahli Sarankan Disinfeksi Sikat Gigi untuk Cegah Virus Corona
Karena tubuh tidak bisa menyimpan protein. Jadi, seseorang perlu mengonsumsinya setiap hari. Orang dewasa sehat perlu mengonsumsi sekitar 0,80 gram protein per kilo berat badannya.
Guna meningkatkan metabolisme, pastikan Anda mengonsumsi protein sekitar 25 persen hingga 45 persen kalori harian. Jangan lupa sertakan sumber protein yang sehat dalam makanan Anda, seperti daging tanpa lemak, makanan laut, kacang-kacangan, kedelai, produk susu rendah lemak, telur, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Buah dan sayuran seperti blueberry, stroberi, raspberry hijau, paprika, jamur dan sayuran silangan juga merupakan pilihan protein sehat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya