Suara.com - Sakit kepala migrain terjadi disebabkan oleh perubahan pada sistem saraf Anda. Ini membuat kepala terasa seperti berdenyut dengan tingkat sedang hingga parah dan biasanya hanya menyerang di satu sisi kepala saja.
Bagi beberapa orang, mereka bisa mengalami migrain aura. Mengutip dari Mayo Clinic, migrain dengan aura adalah sakit kepala parah yang terjadi bersamaan dengan pusing, mual, telinga berdenging, garis zigzag pada penglihatan, atau kepekaan terhadap cahaya.
Menguti WebMD, "aura" adalah istilah untuk setiap perubahan sensorik yang terjadi sebelum sakit kepala migrain. Mereka dapat memengaruhi penglihatan, pendengaran, atau kemampuan berbicara. Anda juga bisa mengalami kelemahan otot atau kesemutan.
Migrain aura biasanya terjadi dalam waktu satu jam sebelum sakit kepala dimulai dan umumnya berlangsung kurang dari 60 menit. Terkadang migrain aura terjadi dengan sedikit atau tanpa sakit kepala, terutama pada orang berusia 50 tahun ke atas.
Kebanyakan orang yang mengalami migrain dengan aura mengembangkan tanda dan gejala visual sementara yang cenderung dimulai di tengah bidang penglihatan dan menyebar ke luar. Ini mungkin termasuk:
- Bintik buta (scotoma), yang terkadang digariskan dengan desain geometris sederhana
- Garis zigzag yang secara bertahap melayang melintasi bidang penglihatan Anda
- Bintik atau bintang berkilauan
- Perubahan penglihatan atau kehilangan penglihatan
- Kilatan cahaya
Gangguan sementara lainnya yang terkadang berhubungan dengan migrain aura meliputi:
- Mati rasa, biasanya terasa seperti kesemutan di satu tangan atau di satu sisi wajah Anda yang mungkin menyebar perlahan di sepanjang anggota tubuh
- Kesulitan berbicara
- Kelemahan otot
Untuk pertolongan pertama, saat Anda mengalami migrain dengan aura, tinggallah di ruangan yang tenang dan gelap. Coba berikan kompres dingin atau tekanan pada area yang nyeri.
Minum pereda nyeri yang dijual di apotek seperti asetaminofen atau obat antiinflamasi nonsteroid ( NSAID ) seperti aspirin, ibuprofen , atau naproxen dapat membantu.
Jika pengobatan ini tidak berhasil dan Anda terus mengalami migrain 4 hari atau lebih dalam sebulan, sebaiknya menemui dokter untuk perawatan lebih lanjut.
Baca Juga: Gejala dan Cara Mencegah Mabuk Perjalanan
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah