Suara.com - Penyakit Ebola kembali menghantui wilayah Afrika Barat, setelah Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Guinea melaporkan kematian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mewaspadai kembali wabah Ebola di tengah pandemi Covid-19 yang menyerang dunia.
Mike Ryan, pakar kedaruratan WHO, mengatakan kewaspadaan wajib ditingkatkan, sebab wilayah Afrika Barat masih sangat rentan terhadap Ebola.
"Penyakit ini (Ebola) bisa menimbulkan risiko di kawasan," ujar Mike, dilansir ANTARA.
Kongo telah mengonfirmasi kemunculan empat kasus Ebola sejak kebangkitan virus tersebut diumumkan pada 7 Februari di Butembo, pusat wabah sebelumnya yang diumumkan pada Juni tahun lalu.
Kampanye vaksinasi Ebola telah dimulai di Butembo, DRC timur, kata WHO.
Secara terpisah, Guinea --negara di Afrika Barat-- pada Minggu (14/2) mengumumkan wabah baru Ebola. Guinea melaporkan tujuh kasus dan tiga kematian akibat penyakit virus itu.
"Kita harus sangat waspada, sangat waspada," katanya lagi.
Virus Ebola menyebabkan muntah dan diare parah serta menyebar melalui kontak melalui cairan tubuh.
Baca Juga: Laporkan 3 Kematian, Guinea Tetapkan Epidemi Virus Ebola
Sebelumnya diberitakan, infeksi Ebola memang jauh lebih mematikan daripada virus corona, tetapi tidak ditularkan oleh inang yang asimtomatik atau orang tanpa bergejala.
Epidemi Ebola terakhir terjadi di Guinea pada 2016. Ketika itu wabah menyebabkan kematian hingga 11.300 orang.
Negara berpenduduk 12 juta jiwa, yang juga termasuk negara termiskin di dunia, masih dalam proses mendirikan pusat perawatan untuk menangani potensi peningkatan jumlah pasien. Sedangkan wabah telah terjadi di wilayah tenggara negara tersebut.
Kepala Badan Keamanan Kesehatan Nasional Sakoba Keita mengatakan kepada Washington Post bahwa para pejabat berusaha bekerja dengan cepat dalam melacak orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan individu yang terinfeksi.
Surat kabar itu mengatakan bahwa Guinea juga tengah memerangi wabah demam kuning dan campak.
"Kami menghadapi empat epidemi pada saat yang sama," kata Keita.
Berita Terkait
-
6 Virus Paling Mematikan di Dunia, Mulai dari Ebola hingga Hantavirus
-
5 Virus Mematikan di Dunia yang Perlu Kamu Tahu, Salah Satunya Marburg!
-
5 Fakta Penting Virus Marburg yang Harus Kamu Tahu
-
Wabah Ebola: Uganda Mulai Distribusikan Bantuan ke Daerah Terdampak
-
Terus Meluas, Wabah Ebola di Uganda Telah Tewaskan 24 Orang
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan