Suara.com - Gangguan rangsangan seksual persisten atau Persistent Genital Arousal Disorder (PGAD) juga disebut sindrom gairah seksual persisten (PSAS) menjadi salah satu penyakit yang cukup mengganggu. Sebab orang dengan kondisi ini merasa terangsang secara seksual tanpa adanya aktivitas maupun rangsangan seksual.
Melansir dari Healthline, meskipun tidak ada alasan untuk merasa terangsang secara seksual, orang dengan kondisi ini mungkin merasakan semua gejala gairah seksual, seperti ereksi atau pembengkakan pada vagina.
Orang dengan PGAD memungkinkan merasa mengalami orgasme terus-menerus. Dalam beberapa kasus, PGAD dapat bertahan selama berjam-jam, berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Hal ini yang kemudian akan mengganggu aktivitas sehari-hari.
PGAD paling sering dilaporkan terjadi pada perempuan. Sementara pada pria, kondisi ini sering disebut priapisme. Priapisme terjadi ketika Anda mengalami ereksi yang berlangsung beberapa jam atau lebih bahkan tanpa ada hal yang menimbulkan gairah seksual yang menyebabkan ereksi.
PGAD dapat disebabkan oleh beberapa hal, tetapi penyebab spesifik seringkali sulit untuk didiagnosis. Menjepit atau menekan saraf yang disebut saraf pudendal yang membantu Anda merasakan sensasi di sekitar alat kelamin diduga menyebabkan PGAD.
Pada pria, aliran darah yang tidak tepat ke dalam dan ke luar penis dapat menyebabkan priapisme.
Beberapa kasus PGAD seringkali terjadi bersamaan dengan kasus-kasus masalah kesehatan jiwa. Kecemasan, depresi, gangguan bipolar, OCD, dan kondisi serupa lainnya telah diidentifikasi dalam kasus PGAD pada pria dan wanita. Tidak jelas apakah kondisi ini menyebabkan PGAD, tetapi umumnya terjadi bersamaan dengan PGAD.
Dalam satu kasus, seorang perempuan mengembangkan PGAD setelah menjalani operasi otak untuk mengatasi masalah dengan pembuluh darah otaknya. Beberapa perempuan mengembangkan PGAD karena stroke setelah menghentikan terapi estrogen atau kolesterol. Wanita lain tampaknya mengembangkan PGAD karena mereka berhenti menggunakan SSRI untuk depresi.
Pada pria, PGAD dapat berkembang karena komplikasi dari prosedur vasektomi atau infeksi saluran kemih.
Baca Juga: Orgasme dan Pelukan Bisa Jadi Obat Redakan Sakit Kepala, Mau Coba?
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?