Suara.com - Seringkali orang tidak sadar ketika mengalami gangguan pendengaran. Sehingga mereka kerap menganggapnya sepele dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Dalam keteratannya, Rabu, (3/3/2021), Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan yang berpraktek di Siloam Hospitals Jambi,dr Arsia Dilla Pramita Sp.THT-KL, mengatakan bahwa Gangguan pendengaran di organ telinga, dapat disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada telinga luar atau adanya bakteri yang bermukim di telinga bagian tengah.
Selain menimbulkan rasa demam dan nyeri, fungsi pendengaran pun mengalami penurunan kualitas.
"Infeksi atau timbulnya bakteri umumnya disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur."
Dr. Arsia juga menambahkan, pada telinga terdapat kotoran telinga atau serumen. Tindakan membersihkan telinga dapat membuat kotoran telinga terdorong masuk jauh ke dalam.
Tindakan mengorek telinga selain membuat serumen semakin masuk ke dalam, dikhawatirkan juga akan merusak gendang telinga bahkan sampai robek sehingga pasien akan merasakan berdengung bahkan sampai berair.
Oleh sebab itu, ia menyarankan bahwa butuh perawatan telinga khusus bagi anak dan dewasa. Caranya pun menurutnya berbeda.
Peran orang tua, khususnya para ibu yang sering membersihkan kotoran telinga pada bayinya terutama sehabis mandi maka sebaiknya hal ini dilakukan hanya pada bagian luar telinga, yaitu sebatas yang terlihat secara kasat mata.
Hal ini dikarenakan gendang telinga pada bayi sangat dekat dengan telinga bagian luar dan berbeda dengan anatomi telinga pada orang dewasa. Dengan anjuran ini, diharapkan kondisi gendang telinga bayi tetap terjaga dari luka infeksi.
Baca Juga: Jangan Dibiarkan, Ahli Ungkap Kapan Harus Membersihkan Telinga
dr Arsia Dilla Pramita Sp.THT-KL., mengatakan infeksi telinga dapat sembuh dan penanganan umumnya dapat dimulai dengan mengatasi rasa nyeri dan mengeradikasi kuman melalui pengobatan antibiotik jika disebabkan oleh bakteri.
"Biasanya diawali dengan pengalaman memiliki penyakit saluran pernapasan atau alergi seperti batuk pilek yang bisa menyebar ke organ telinga bagian tengah. Patofisiologi yang menyebabkan infeksi telinga tengah pada anak berbeda dengan dewasa. Pada anak infeksi lebih mudah terjadi karena tuba lebih pendek, lebih lebar dan lebih horizontal," tutur Arsia.
Gejala yang terjadi pada anak umumnya yang terjadi adalah :
- Sering menarik telinga
- Sulit untuk tidur
- Tampak lebih rewel dari biasanya
- Demam pada suhu tubuh sampai diatas 38 derajat Celcius
- Terdapat cairan yang keluar dari telinga
- Kurangnya nafsu makan
Sementara pada orang dewasa gejala umumnya adalah:
- Nyeri pada telinga
- Penurunan kemampuan pendengaran
- Pusing berputar
- Sakit kepala
- Telinga berdenging
Cara pembersihan telinga yang dilakukan pihak rumah sakit adalah dengan tiga metode, yaitu:
- Diambil menggunakan alat jika serumen padat
- Irigasi, atau memasukan cairan steril kedalam telinga, dengan harapan serumen akan terbawa keluar
- Menggunakan alat khusus yang dapat menyedot kotoran telinga, Microsuction.
"Memeriksakan dan membersihan telinga sebaiknya rutin dilakukan setiap enam bulan sekali dengan memgunjugi dokter spesialis THT", pungkas dr Arsia Dilla Pramita Sp.THT-KL.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial