Suara.com - Polusi dan kerusakan lingkungan bukan hanya berdampak pada kondisi bumi. Tapi juga merusak kesehatan manusia.
Bahkan sebuah studi mengungkap bahwa polusi udara juga bisa berdampak pada organ reproduksi manusia, khususnya bagi laki-laki.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr Shanna Swan, seorang ahli epidemiologi lingkungan dan reproduksi di Icahn School of Medicine di New York, pencemaran lingkungan telah berdampak buruk pada sistem reproduksi manusia.
Dalam buku terbarunya Countdown, Dr Swan mengungkapkan bahwa tingkat kesuburan kita menurun karena kerusakan kimiawi yang kita timbulkan ke planet ini. Hal ini berdampak pada menyusutnya ukuran penis laki-laki.
Dalam penelitiannya, Dr Swan menemukan bahwa polusi telah mengganggu keseimbangan hormon manusia dan dalam beberapa kasus, bahkan menghancurkannya sama sekali.
Padahal, bahan kimia yang berperan mengganggu keseimbangan hormon bisa ditemukan di barang sehari-hari seperti wadah plastik, produk pembersih, elektronik bahkan produk perawatan tubuh seperti sampo dan perawatan kulit.
Selain itu, Dr Swan juga memperingatkan bahaya PFA yang ditemukan dalam barang-barang ini yang tidak akan pernah rusak dan terus menumpuk di tubuh seseorang dan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
Mengenai sistem reproduksi kita, Dr Swan menemukan bahwa jumlah rata-rata sperma telah turun 60 persen sejak 1973 atau rata-rata turun 1,25 persen per tahun.
Jika tidak ada langkah nyata yang diambil, tingkat sperma bisa menjadi makin menurut bahkan tidak ada sama sekali pada tahun 2045. Selain itu, polusi dalam bentuk asam Perfluorooctanoic (PFOA) dan bahan kimia lainnya juga telah ditemukan mengubah fisiologi manusia karena ukuran penis pria ditemukan menyusut. serta volume testis.
Baca Juga: Peringatan! Polusi Udara Dapat Naik Kembali ke Tingkat sebelum Pandemi
Polusi juga mempengaruhi perempuan dimana tingkat kesuburan mereka juga turun secara signifikan. Dr Swan berkata,
“Di beberapa bagian dunia, rata-rata wanita berusia dua puluhan saat ini kurang subur dibandingkan neneknya yang berusia 35 tahun,”
Selain itu, hasrat seksual perempuan juga terpengaruh karena polusi memengaruhi kadar phtalate perempuan yang selanjutnya memengaruhi kepuasan seksual mereka.
Swan kemudian mengutip sebuah penelitian di China yang menemukan bahwa pekerja dengan tingkat bisphenol A yang lebih tinggi, umumnya dikenal sebagai BPA, dalam darah mereka lebih cenderung mengalami masalah seksual, termasuk penurunan hasrat.
Dr Swan kemudian mendorong undang-undang yang lebih ketat terhadap pencemaran lingkungan untuk mengekang pengaruhnya terhadap manusia. Demi kemanusiaan, semoga saja pemerintah di seluruh dunia setuju dengan ini!
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!