Suara.com - Indonesia memasang target untuk eliminasi kasus tuberkulosis alias TBC pada tahun 2030. Namun, prosesnya terhambat akibat pandemi Covid-19.
Hal ini membuat peringkat Indonesia sebagai negara dengan kasus tuberkulosis terbanyak versi WHO naik di peringkat kedua, di bawah India.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Pebyakit Menular Langsung (P2PML) dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini target penanganan kesehatan memang masih terfokus pada pengendalian pandemi Covid-19.
"Nanti kalau laju penularan dari Covid sudah bisa turun secara paralel, kita juga akan melaksanakan program terutama bagaimana nanti ke depan mengintegrasikan antara kegiatan pelacakan kasus untuk kasus Covid dengan kegiatan untuk investigasi kontak dari tuberkulosis," kata Nadia saat webinar 'Bersama Eliminasi TBC dan Lawan Covid-19', Rabu (24/3/2021).
Seiring dengan upaya menurunkan penularan Covid-19, lanjut Nadia, pemerintah sebenarnya tetap melaksanakan kegiatan skrining tuberkulosis di masyarakat selama 2020. Kegiatan tersebut tentunya dengan mempertahankan protokol kesehatan, kata Nadia.
Hanya saja, akibat sampaj dari pandemi Covid-19, proses skrining tidak maksimal dan hanya mencapai 30 persen dari yang ditargetkan.
"Kita sudah melihat dampak di tahun 2020, di mana penurunan kasus tuberkulosis sangat jauh dari yang ditargetkan. Kita temukan hanya 30 persen," ucap Nadia.
Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya membuat jejaring antar sektor, baik swasta maupun pemerintah, melalui asosiasi rumah sakit. Komitmen dari pemerintah daerah untuk menciptakan fasilitas layanan kesehatan juga termasuk salah satu standar pelayanan minimal yang harus dikerjakan.
"Artinya, apa yang kita kerjakan oleh pemerintah daerah ini jadi modal kita semua untuk memasuki transisi kesinambungan mencapai eliminasi tuberkulosis 2030," ucap Nadia.
Baca Juga: Duh, IDI Sebut Ratusan Ribu Kasus TBC di Indonesia Belum Terdeteksi
Berita Terkait
-
Kematian Akibat TBC Lampaui Covid-19, Menko PMK: Skrining dan Kampanye Harus Masif!
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Puskesmas Gambir Lakukan Skrining Massal untuk Deteksi Dini TBC
-
Alarm Darurat TBC: Indonesia Peringkat 2 Dunia, Menko PMK Sebut Lebih Gawat dari Covid-19
-
Mendagri Tito: Kunci Utama Penanganan TBC Adalah Keseriusan Kepala Daerah
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan