Suara.com - Penelitian yang dierbitkan dalam jurnal Sleep melihat berbagai hubungan tidur selama kehamilan. Dalam hal ini, perempuan hamil yang tidur kurang dari enam jam memiliki tekanan darah sistolik pada trimester terakhir lebih tinggi daripada mereka yang tidur cukup. Perbedaany asekitar 4 mm / Hg lebih tinggi.
Sementara perempuan yang tidur kurang dari lima jam meningkatkan kemungkinan terkena preeklamsia, komplikasi kehamilan serius yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi.
Melansir dari Medicinenet, terlalu banyak tidur juga bisa menjadi masalah bagi perempuan hamil. Perempuan hamil yang melaporkan tidur lebih dari 10 jam semalam pada trimester pertama memiliki lebih dari dua kali lipat peningkatan risiko terkena preeklamsia.
"Perempuan secara umum membutuhkan sekitar tujuh hingga sembilan jam tidur selama kehamilan, sebaiknya sembilan jam. Kurang dari jumlah tersebut dapat mempengaruhi kesehatan," kata penulis studi Michelle Williams, seorang profesor epidemiologi dan kesehatan global di Universitas Washington.
Penelitian ini melibatkan 1.272 perempuan hamil di Swedish Medical Center di Seattle antara Desember 2003 hingga Juli 2006.
Hasil menunjukkan bahwa, durasi tidur tampaknya tidak berpengaruh pada tingkat tekanan darah pada trimester pertama dan kedua kehamilan. Namun, selama trimester ketiga, perempuan yang tidur kurang dari enam jam semalam memiliki tekanan darah sistolik rata-rata (angka teratas dalam pembacaan tekanan darah) adalah 3,72 mm / Hg lebih tinggi daripada yang tidur sembilan jam.
Bahkan perempuan yang tidur tujuh hingga delapan jam semalam memiliki pembacaan tekanan darah sistolik 2,43 mm / Hg lebih tinggi daripada perempuan yang tidur sembilan jam.
Studi tersebut juga menemukan bahwa tekanan darah sistolik 4,21 mm / Hg lebih tinggi pada perempuan yang tidur lebih dari 10 jam setiap malam.
Para peneliti menemukan bahwa mereka yang tidur kurang dari lima jam semalam meningkatkan kemungkinan hingga 9,5 kali terkena preeklamsia. Sementara yang tidur lebih dari 10 jam memiliki lebih dari dua kali lipat peningkatan risiko preeklamsia.
Baca Juga: Dinda Hauw Positif Covid-19 di Trimester Kedua, Bagaimana Pengobatannya?
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia