Suara.com - Usai melakukan vaksinasi Covid-19 banyak orang merasakan nyeri di tangan. Namun, banyak yang merasa bahwa suntikan kedua efek sampingnya lebih terasa.
Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, menyatakan bahwa vaksin nusantara yang berbasis sel dendritik disebut tidak tepat untuk penggunaan massal. Dua kabar tadi merupakan berita terpopuler di kanal health Suara.com. Berikut berita terpopuler di kanal health Suara.com.
1. Efek Samping Vaksin Moderna, Ini 6 Kondisi yang Harus Diwaspadai
Vaksin Moderna salah satu vaksin Covid-19 yang dipercaya bisa melindungi diri dari virus corona. Vaksin Moderna ini pun salah satu vaksin yang digunakan Inggris untuk menghentikan pandemi virus corona Covid-19.
Orang dewasa usia 40 tahunan di Inggirs pun telah ditawari suntikan pertama vaksin Moderna. Tetapi, beberapa orang mungkin belum paham betul efek samping umum vaksin Moderna.
2. Kepala Eijkman: Vaksin Berbasis Sel Dendritik Tidak Bisa Digunakan Massal
Baru-baru ini vaksin nusantara kembali menjadi sorotan. Hal ini lantaran sejumlah tokoh publik dan anggota DPR juga ikut jadi relawan uji klinis vaksin tersebut.
Seperti diketahui, bahwa vaksin nusantara sendiri merupakan berbasis sel dendritik. Dalam webinar Swiss German University, Rabu, (14/4/2021), Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Dr. Amin, penggunaan vaksin berbasis sel dendritik banyak digunakan untuk para penderita kanker.
Baca Juga: Efek Samping Vaksin Moderna, Ini 6 Kondisi yang Harus Diwaspadai
3. Heboh Anggota DPR Disuntik Vaksin Nusantara, Ahli Patologi Angkat Bicara
Sejumlah anggota DPR diketahui menjadi relawan dalam uji klinis Vaksin Nusantara hari ini. Padahal diketahui para anggota DPR tersebut telah disuntik vaksin Covid-19 jenis Sinovac dalam program vaksinasi pemerintah.
Sehingga bisa dipastikan mereka telah memiliki antibodi virus corona dalam tubuhnya. Namun, jika kemudian menjadi relawan dalam uji klinik vaksin lain, justru berisiko menimbulkan hasil yang membingungkan.
4. Waduh, Peneliti Vaksin Nusantara Disebut Abaikan Koreksi BPOM?
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat