Suara.com - Sekitar satu dari empat (25 persen) penerima vaksin Covid-19 khusunya Pfizer dan AstraZeneca berisiko mengalami efek samping sistemik. Efek samping sistemk muncul dengan sakit kepala, kelelahan, dan nyeri tubuh.
Melansir dari Healthshots, sebagian besar efek samping sistemik terasa memuncak dalam 24 jam pertama setelah vaksinasi dan biasanya berlangsung 1 hingga 2 hari. Dalam hal ini, studi yang diterbitkan di The Lancet Infectious Diseases membandingkan dua vaksin dan menyelidiki prevalensi efek samping ringan dari program vaksinasi Inggris.
Analisis skala besar ini meneliti perbedaan efek samping yang dilaporkan dari dua vaksin yang saat ini didistribusikan di Inggris. Efek sistemik seperti sakit kepala, kelelahan, menggigil, diare, demam, artralgia, mialgia, dan mual.
Data berasal dari 627.383 pengguna aplikasi ZOE COVID Symptom Study yang melaporkan sendiri efek sistemik dan lokal dalam delapan hari setelah menerima satu atau dua dosis vaksin Pfizer atau satu dosis vaksin AstraZeneca antara 8 Desember hingga 10 Maret.
Penelitian menunjukkan bahwa 25,4 persen orang yang divaksinasi menderita satu atau lebih efek samping sistemik (tidak termasuk area tempat suntikan dilakukan). Sedangkan 66,2 persen melaporkan satu atau lebih efek samping lokal (di tempat suntikan).
Sementara 13,5 persen peserta melaporkan efek samping setelah dosis Pfizer pertama mereka, 22,0 persen setelah dosis Pfizer kedua dan 33,7 persen setelah dosis AstraZeneca pertama.
Efek samping sistemik yang paling banyak dilaporkan adalah sakit kepala. 7,8 persen orang melaporkan menderita sakit kepala setelah dosis Pfizer pertama dan 13,2 persen setelah dosis Pfizer kedua. 22,8 persen orang yang mendapat dosis pertama vaksin AstraZeneca melaporkan sakit kepala.
Efek samping sistemik kedua yang paling banyak dilaporkan adalah kelelahan. 8,4 persen dan 14,4 persen peserta melaporkan kelelahan setelah dosis pertama dan kedua vaksin Pfizer. Sementara 21,1 persen melaporkan kelelahan setelah dosis pertama vaksin AstraZeneca.
Efek samping lokal yang paling umum adalah nyeri tekan yang terjadi pada 57,2 persen dan 50,9 persen setelah dosis pertama dan kedua vaksin Pfizer, serta 49,3 persen setelah dosis pertama vaksin AstraZeneca.
Baca Juga: Waspada, Orang dengan 4 Kondisi Berikut Lebih Mungkin Kena Covid-19 Parah
Penelitian ini mengidentifikasi bahwa efek samping lebih umum terjadi pada orang di bawah usia 55 tahun dan di antara wanita.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif