Suara.com - Varian baru virus corona B1617 telah membuat pemerintah Singapura mengetatkan aturan. Terutama pasca ditemukannya dua klaster baru terkait varian virus tersebut, di Changi Airport dan Tan Tock Seng.
"Yang mengejutkan memang Mei lalu tiba-tiba ditemukan kasus dan ini berkaitan dengan varian B1617 yang terjadi di Changi Airport dan rumah sakit Tan Tock Seng. Ini yang membuat kaget pemerintah Singapura pada dua klaster yang jumlahnya cukup besar," kata Duta besar Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo dalam webinar BPBP Indonesia, Rabu (19/5/2021).
Ia menambahkan, saat ini total yang terinfeksi terkait varian B1617 mencapai 149 orang. Terbaru balita berusia 2 tahun terkonfirmasi positif covid varian baru tersebut. Meski begitu, Suryo memastikan bahwa seluruhnya dalam kondisi tidak parah dan masih menjalani isolasi yang sangat ketat.
Menurut Suryo, pemerintah Singapura sejak awal telah memiliki sistem komunikasi yang sangat baik dengan selalu menginformasikan kondisi yang terjadi. Termasuk kondisi saat ini di mana Singapura tengah berupaya menahan penyebaran varian virus B1617 makin menyebar.
"Karena jumlahnya cukup besar dari 0 menjadi 149. Bagi Singapura ini jumlah yang sangat besar," ucapnya.
Dari ratusan kasus baru itu ditemukan 11 orang yang terinfeksi tanpa ada kontak erat dengan siapa pun, lanjut Suryo. Temuan tersebut membuat para ahli epidemiologi menyelidiki apakah varian B1617 bersifat airbone atau dapat menular melalui udara.
"Ini yang sedang diteliti tim epidemiologi Singapura, apakah betul virus B1617 bisa airbone dan menular melalui udara. Tapi pemerintah Singapura meminta masyarakat untuk tinggal di rumah sebisa mungkin," ucapnya.
Membatasi pergerakan masyarakat jadi upaya pemerintah Singapura menangani lonjakan kasus yang saat ini terjadi. Lockdown telah diterapkan sejak 7 April hingga 2 Juni. Termasuk kegiatan sekilah juga kembali harus dilakukan secara virtual. Sejalan dengan itu pula program vaksinasi Covid-19 tetap dijalankan.
"Diupayakan untuk membuat semua orang bisa mendapatkan vaksinasi. Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Singapura sekarang adalah orang yang akan mendapatkan suntikan kedua, yang tadinya 28 hari diundur menjadi 8 minggu. Jadi harapannya adalah supaya semua orang di Singapura pada akhir Agustus yang akan datang setidaknya sudah mendapatkan vaksinasi pertama 4,6 juta," pungkasnya.
Baca Juga: Langgar Protokol Kesehatan di Sulawesi Utara Dipenjara 3 Hari
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia