Suara.com - Sebagian besar orang pasti menggunakan deodoran untuk mencegah bau badan dan keringat berlebihan. Tapi sayangnya, masih banyak orang yang salah kaprah dalam memakai deodoran.
Pasalnya, tidak semua jenis deodoran bisa dipakai setiap waktu atau digunakan terlalu banyak. Kesalahan dalam pemakaian ini hanya akan membuat deodoran tidak bekerja efektif.
Berikut ini dilansir dari Bright Side, beberapa hal yang bisa membuat deodoran Anda tidak bekerja efektif dan akan menimbulkan dampak buruk.
1. Memakai deodoran terlalu banyak
Anda mungkin berpikir menyemprot atau mengoles cukup banyak deodoran akan membantu mencegah bau badan dan keringat berlebih secara efektif. Tapi faktanya, menggunakan deodoran berlebihan justru akan membuatnya tidak efektif.
Jika Anda menggunakan deodoran aerosol, semprotkan dalam jarak 15 sentimeter dari ketika. Anda bisa menentukan berapa banyak deodoran yang akan digunakan sesuai dengan indikasi produsen.
Tapi, para ahli menyarankan untuk tidak menyemprotkan deodoran terlalu banyak sehingga Anda terjebak dalam kabut asap. Anda hanya perlu menyemprotkan deodoran pada setiap ketika selama 2 detik.
Jika Anda menggunakan deodoran roll-on, cukup oleskan beberapa kali secara merata pada ketika. Jika Anda lebih suka deodoran krim, Anda bisa mengoleskannya 2 hingga 3 kali saja.
2. Memakai deodoran setelah mencukur bulu ketika
Baca Juga: Peneliti Sebut Infeksi Virus Corona Ringan Bisa Berikan Antibodi yang Lebih Tahan Lama
Setelah mencukur bulu ketika, sebaiknya jangan langsung menggunakan deodoran. Mengoles atau menyemprot deodoran langsung setelah mencukur bulu ketika bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan berisiko iritasi.
3. Memakai deodoran yang sama untuk olahraga dan bekerja
Selama aktivitas fisik yang intens, reaksi alami tubuh akan mengeluarkan banyak keringan yang menjadi salah satu penyebab deodoran biasa mungkin tidak cukup membuat Anda tetap segar dan bebas dari bau menyengat.
Karena itu, pakailah deodoran khusus ketika beraktivitas berat atau olahraga. Karena, deodoran tertentu memang dirancang untuk dipakai ketika olahraga dan beberapa hanya untuk aktivitas harian yang ringan, seperti bekerja kantoran.
4. Tidak menjaga tubuh terhidrasi
Sebagian besar hidrasi tubuh kita berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah dan sayuran adalah makanan yang paling menghidrasi, seperti semangka, stroberi, melon, jeruk, mentimun dan selada. Minum cukup air dan mengonsumsi makanan jenis ini bisa menjaga tubuh tetap dingin dan mencegah keringat berlebih di ketika.
Bila Anda sudah menggunakan deodoran sesuai kebutuhan, tapi tidak menjaga hidrasi tubuh. Maka hal ini akan membuat kerja deodoran Anda tidak efektif.
5. Tidak memakai deodoran yang sesuai kebutuhan
Produk deodoran yang dpilih harusnya sesuai dengan kebutuhan harian Anda. Jika Anda memiliki aktivitas Anda di siang hari tidak terlalu banyak, baiknya memilih seodoran yang bisa bertahan sekitar 8 jam saja.
Jika Anda memiliki aktivitas yang cukup menguras tenaga di siang hari, maka lebih baik menggunakan antiperspiran. Karena, efeknya bisa bertahan selama 24 hingga 72 jam.
Antiperspiran ini dibuat secara khusus untuk orang yang rentan berkeringat banyak, terpapar suhu panas dan melakukan aktivitas fisik berat. Jadi, belilah produk deodoran yang sesuai dengan kebutuhan atau aktivitas harian Anda.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!