Suara.com - Asal usul virus Corona masih menjadi topik pembahasan ilmuwan di seluruh dunia. Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menegaskan kaitan virus penyebab Covid-19 bukan buatan manusia.
Dilansir ANTARA, ahli virologi Rusia sekaligus pakar WHO, Dmitry Lvov, menyebut kekhawatiran tentang Covid-19 adalah buatan mausia tidak memiliki dasar ilmiah apapun.
"Virus corona mulanya berkaitan dengan kelelawar. Seseorang dapat terinfeksi baik di ruangan di mana kelelawar menginap semalaman atau di gua tempat kelelawar biasanya hidup berkerumun," katanya.
Sekitar 150 virus telah ditularkan dari hewan ke manusia selama penjinakkan hewan liar, kata Lvov kepada salah satu program TV Rusia pekan lalu.
"Seseorang bisa saja mengonsumsi daging dari hewan yang mempunyai hubungan ekologis dengan kelelawar, sehingga menjadi sumber utama infeksi", lanjutnya.
Dugaan tentang virus Corona merupakan buatan manusia berasal dari adanya laboratorium virologi di kota Wuhan, China, tempat pertama kali COvid-19 ditemukan.
Institut Virologi Wuhan (WIV) adalah fasilitas penelitian dengan keamanan tinggi yang mempelajari patogen di alam yang berpotensi menginfeksi manusia dengan penyakit baru yang mematikan dan eksotis.
Laboratorium itu telah melakukan pekerjaan ekstensif pada virus yang dibawa kelelawar sejak wabah internasional SARS-CoV-1 2002, yang dimulai di China, menewaskan 774 orang di seluruh dunia. Pencarian asal-usulnya menyebabkan beberapa tahun kemudian ditemukannya virus mirip SARS di gua kelelawar China barat daya.
Institut tersebut mengumpulkan materi genetik dari satwa liar untuk percobaan di laboratorium Wuhan. Para peneliti bereksperimen dengan virus hidup pada hewan untuk mengukur kerentanan manusia.
Baca Juga: Ini 10 Nama Baru Varian Virus Corona yang Jadi Perhatian WHO
Untuk mengurangi risiko patogen lolos secara tidak sengaja, fasilitas tersebut seharusnya menerapkan protokol keselamatan yang ketat, seperti pakaian pelindung dan penyaringan udara super. Tetapi bahkan tindakan yang paling ketat pun tidak dapat menghilangkan risiko semacam itu.
Bagi beberapa ilmuwan, pelepasan patogen berbahaya melalui pekerja laboratorium yang ceroboh adalah hipotesis yang masuk akal tentang bagaimana pandemi dimulai dan memerlukan penyelidikan.
Laboratorium Wuhan, fasilitas penelitian SARS terkemuka di China, tidak jauh dari Pasar Makanan Laut Huanan, yang pada awal krisis kesehatan disebut-sebut sebagai tempat yang paling memungkinkan terjadinya penularan virus dari hewan ke manusia. Pasar tersebut juga merupakan lokasi peristiwa penyebar COVID-19 pertama yang diketahui.
Tag
Berita Terkait
-
Gaza Butuh Rp116,3 Triliun untuk Pulihkan Layanan Kesehatan yang Hancur Total
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Suho EXO Bahas Patah Hati dan Perpisahan di Lagu Solo Terbaru 'Who Are You'
-
The Spy Who Dumped Me: Ketika Mila Kunis Jadi Mata-Mata Dadakan, Malam Ini di Trans TV
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025