Suara.com - Food and Drug Administration mengeluarkan peringatan untuk orang yang alergi kerang dan udang untuk jangan makan jangkrik. Ternyata, FDA memperingatkan bahwa serangga itu memiliki hubungan keluarga dengan udang dan lobster.
"Jangan makan #jangkrik jika Anda alergi makanan laut karena serangga ini memiliki hubungan keluarga dengan udang dan lobster," kata FDA dalam Twitter resminya.
Peringatan FDA tentang larangan makan jangkrik bagi orang alergi udang dan kerang ini cukup mengejutkan. Karena, banyak orang tidak pernah makan jangkrik.
Bahkan bukan pertama kalinya para ahli mengeluarkan peringatan bahwa orang yang alergi kerang tidak boleh makan jangkrik. Bulan lalu, Universitas Negeri Montclair juga merilis cara memanen dan memasok jangkrik.
"Cicadas Brood X adalah salah satu fenomena hewan paling luar biasa di dunia," kata Cortni Borgerson, asisten profesor antropologi Universitas Negeri Montclair dikutip dari Fox News.
Cortni Borgerson mengatakan jangkrik adalah serangga yang dianggap sebagai sumber makanan penting bagi 2 miliar orang. Jangkrik ini hidup sebagai nimfa di bawah tanah selama 17 tahun, kemudian menembus tanah ke permukaan di mana mereka masuk ke fase dewasa dan bersayap.
Orang yang memiliki alergi terhadap kerang maupun udang kemungkinan besar juga alergi terhadap jangkrik. Jadi, Borgerson mengatakan lebih baik untuk tidak mengonsumsi semua makanan tersebut.
"Alergi meningkatkan kemungkinan Anda alergi terhadap jangkrik. Jadi, lebih baik daripada yang dipermasalahkan dari arthropoda darat jika Anda tidak bisa memakan hewan yang masih satu keluarga, yang berenang di laut," kata Cortni Borgerson.
Menurut FDA, kerang krustasea sebagai salah satu dari 8 makanan alergi paling umum yang membentuk 90 persen dari reaksi alergi makanan di Amerika Serikat.
Baca Juga: Varian Baru Virus Corona di Temukan di Nepal, Ini Bahayanya
Gejala alergi makanan bisa muncul sebagai gatal-gatal, kulit memerah atau ruam, kesemutan atau sensasi gatal di mulut, wajah, lidah atau bibir bengkak, muntah atau diare, kram perut, batuk atau mengi, pusing, pembengkakan tenggorokan atau pita suara, kesulitan bernapas dan kehilangan kesadaran. Mereka juga bisa mengancam jika dan menyebabkan anafilaksis.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025