Suara.com - Diskriminasi dan stigma terhadap pasien penyakit tuberkolusis alias TB masih ditemukan di Indonesia.
Ani Herna Sari, seorang penyintas tuberkolusis asal Surabaya, menceritakan bagaimana dirinya mendapat diskriminasi dari tenaga kesehatan saat akan melakukan proses persalinan. Ia tidak mendapat ruang ganti untuk menukar pakaian sebelum operasi caesar.
"Bayangkan di ruangan tersebut, dan posisi Anda sedang mempersiapkan kelahiran anak pertama. Dan saat Anda di dalam, diminta untuk berganti baju bahkan setiap mata bisa memandang Anda. Itu yang saya alami saat menjalani resistensi obat, di mana saya sedang hamil,” ceritanya pada acara 'Stigma TBC dan Hambatan Lainnya', Senin (14/6/2021).
Ani mengatakan diskriminasi yang terjadi bukan cuma tidak mendapat ruang ganti. Ia menceritakan bahwa dirinya tidak diperkenankan untuk melakukan operasi caesar di ruang bersalin, melainkan di ruang isolasi khusus penyakit paru-paru.
Padahal berdasarkan rekam medis, tercatat bahwa Ani sudah menjalani pengobatan TB secara tuntas dan tidak lagi bisa menularkan penyakit.
"Dan saya sudah konversi pada bulan pertama, dan kalau sudah konversi kita sudah tidak menularkan lagi. Selain itu saya juga tidak ditempatkan di ruang bersalin, tetapi di ruang paru-paru. Mereka tidak melihat proses operasi sesar yang saya jalani, tapi memeriksa TB saya,” ceritanya lebih lanjut.
Saat bayi sudah lahir, Ani Herna menceritakan bahwa anaknya harus minum susu formula dari botol. SEhingga, saat memberikan susu kepala anaknya harus dimiringkan secara terus menerus.
Hal ini menurut Ani membuat kepala anaknya tidak rata. Tak hanya itu, dirinya menceritakan bahwa anaknya pernah mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi.
"Mungkin karena saya mengidap TB, bahkan anak saya berat badan di awal 2,4 kilogram. Dan waktu keluar dari rumah sakit hanya 1,9 kilogram. Butuh waktu lebih tiga tahun untuk mengetahui kepala rata anak saya itu bisa kembali. Hati orang tua mana yang sanggup memikirkan anaknya punya kelainan?” ujarnya.
Baca Juga: Stigma dan Diskriminasi Hambat Indonesia Bebas Tuberkulosis 2030
Ani Herna juga menceritakan bahwa masyarakat belum mengetahui penyakit TB. Walaupun akses dan pengobatan sudah ada.
"Pasien tidak mengetahui apa itu TB, dan mereka baru mengetahui setelah menjalani pengobatan. Akses obatnya ada, tapi dari masyarakatnya belum tahu,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Kasus TBC di Jaktim Melonjak, Transjakarta Buka Layanan Skrining Gratis
-
Stigma di Tengah Krisis Iklim: Potret Ketidakadilan di Pesisir Demak
-
HIV Sudah Bisa Dikendalikan, Stigmanya Belum
-
Toffin Indonesia x Makmur Jaya Gelar Festival, Lebih dari 40 Brand F&B dan 10 Brand Lifestyle Tampil
-
Mengenal Fenomena Pink Tax: Kenapa Produk Perempuan Selalu Lebih Mahal?
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental