Suara.com - Anak yang lahir pada abad ke-21 atau setelah tahun 2010 disebut sebagai generasi alpha, di mana saat mereka lahir, akses informasi, kemajuan teknologi termasuk gadget, sudah jadi bagian sehari-hari. Sehingga menurut psikolog anak, remaja, dan keluarga, Roslina Verauli, menjauhkan generasi alpha dari gadget justru berpotensi menghambat adaptasi anak di lingkungan sehari-hari.
"Karena adaptif ini, dia mampu menguasai tantangan kehidupan, dan di era digital tantangan kehidupannya salah satu caranya dekat dengan teknologi," ujar Verauli dalam diskusi virtual yang digelar Huawei, Rabu (16/6/2021).
Sehingga kata Verauli, alih-alih menjauhkan, yang bisa dilakukan orangtua untuk generasi alpha adalah memantau, mengawasi, dan membatasi penggunaan gadget sesuai usia anak.
Misalnya usia minimal anak menggunakan gadget yakni dua tahun, maka gunakan gadget sesuai perkembangan tumbuh kembangnya. Dua tahun, menurut Verauli, identik dengan pengenalan warna dan bentuk yang bisa dikenalkan lewat gadget, lalu diaplikasikan di dunia nyata.
Selanjutnya usia 3 hingga 5 tahun, aspek yang perlu dilatih ialah sensor motorik anak, meliputi pengenalan sensor bentuk dan tekstur suatu benda, ditambah dengan aspek motorik atau gerakan anak yang bisa dicontohkan lewat tarian di gadget.
"Lihat dari gadget ada berbagai macam gerakan yang bisa mereka tirukan, berbagai macam tarian dan ini kan proses belajar," terang Verauli.
Verauli menambahkan, proses pembelajaran lewat gagdet ini harus dibatasi, maksimal 2 jam sehari untuk anak usia 2 hingga 5 tahun. Orangtua perlu mematuhi dan mengawasi screen time anak, dan 2 jam tidak bisa digunakan sekaligus, namun harus ada jeda waktu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya