Suara.com - Pakar kejiwaan mengatakan dukungan sosial penting bagi pasien COVID-19 yang tengah menjalani isolasi mandiri. Apa sebabnya?
Dokter jiwa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ megatakan dukungan sosial bisa datang dari siapa saja, termasuk keluarga dan tetangga.
"Perlu ada dukungan sosial atau masyarakat dan ini perlu ditingkatkan," kata Ronny Tri Wirasto dilansir ANTARA.
Dukungan sosial menurutnya dapat mengurai masalah atau stresor saat isolasi mandiri. Dukungan dari masyarakat juga diperlukan untuk memberikan jaminan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar saat menjalani isolasi mandiri.
Ia mengimbau bagi yang menjalani isolasi mandiri tidak ragu melakukan konsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan terkait keluhan yang dirasakan. Dengan begitu, jika ada perubahan derajat gejala bisa segera terdeteksi atau tertangani.
Ronny menyebut rasa cemas, khawatir, serta ketakutan tak dimungkiri sering muncul saat isolasi mandiri. Kondisi tersebut merupakan hal yang umum terjadi, tapi jangan dibiarkan begitu saja untuk menjaga kondisi mental agar tetap sehat.
Menurut dia, isolasi mandiri merupakan sebuah kondisi yang menimbulkan gap, baik secara fisik, emosi, maupun finansial. Gap tersebut berpotensi memunculkan sejumlah persoalan.
Secara umum, permasalahan yang kerap terjadi saat isolasi mandiri adalah ketakutan menghadapi penyakit itu sendiri, ketakutan saat isolasi mandiri, serta kebosanan serta frustrasi.
Oleh sebab itu, menurut dia, pasien COVID-19 juga perlu membatasi menonton, membaca, atau mendengar berita maupun cerita baru terkait COVID-19, termasuk melalui media sosial.
Baca Juga: Akun Twitter Ini Buka Jasa Kirim Makanan Gratis untuk Warga Isoman di Kota Malang
"Pembatasan bisa berupa waktu, jumlah, topik atau sumbernya. Atur waktu dalam pembatasan ini," kata dia.
Cara lain, lanjut dia, adalah dengan melakukan perawatan tubuh secara optimal mulai dari kebersihan hingga aktivitas fisik. Beberapa tambahan aktivitas fisik yang dapat dilakukan, seperti melakukan latihan bernafas dalam, peregangan, atau meditasi yang terarah.
Slain itu, mengatur makanan dengan pola seimbang serta melakukan olahraga ringan secara teratur.
"Hindari konsumsi alkohol dan rokok," imbuhnya.
Tak kalah penting, lanjutnya, tetap terhubung dengan orang lain, baik keluarga, kerabat, maupun teman. Selalu berkomunikasi untuk membagi kondisi dan perasaan saat ini. Komunikasi dapat dilakukan melalui sosial media, daring maupun via telepon. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Luka Psikologis yang Tak Terlihat di Balik Senyum Ibu Baru
-
Dukungan Sosial atau Ilusi Sosial? Realita Psikologis Ibu Baru
-
Mengasuh dengan Kesadaran, Antara Ilmu atau Sekadar Tren Psikologi?
-
Status Pandemi Dicabut, Perawatan Pasien Covid-19 Bakal Ditanggung BPJS
-
4 Peran Support System dalam Pengembangan Diri, Pernah Mencobanya?
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?