Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar orang-orang tidak mencampur dan mencocokkan vaksin COVID-19 dari berbagai produsen, dengan menyebutnya sebagai tren berbahaya karena diperlukan lebih banyak data tentang dampak kesehatan.
"Ada sedikit tren berbahaya di sini. Ini akan menjadi situasi kacau di negara-negara jika warga mulai memutuskan kapan dan siapa yang akan mengambil dosis kedua, ketiga dan keempat," kata kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan dalam pengarahan daring pada Senin (12/7).
Swaminathan menyebut pencampuran vaksin tidak berbasis data, tetapi WHO pada Selasa mengklarifikasi pernyataannya dengan menyebut bahwa beberapa data telah tersedia dan diperkirakan akan tersedia lebih banyak data dalam waktud dekat.
Sebelumnya pemerintah Thailand mengatakan akan memberikan suntikan vaksin Astrazeneca kepada mereka yang telah menerima suntikan vaksin Sinovac. Sementara pemerintah Jerman merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca dan Pfizer, karena dinilai lebih manjur.
Di Indonesia pemerintah akan memberikan vaksin Moderna sebagai dosis ketiga kepada para tenaga medis yang mayoritas sudah disuntik dengan vaksin Sinovac.
Sejauh ini uji klinis lebih tingkat lanjut yang dipimpin oleh Universitas Oxford, yang akan melihat pencampuran vaksin AstraZeneca dan Pfizer serta Moderna dan Novavax, sedang berlangsung.
"Data dari studi campuran dan kecocokan vaksin yang berbeda sedang ditunggu - imunogenisitas dan keamanan keduanya perlu dievaluasi," kata WHO dalam komentar melalui surel.
Seharusnya lembaga kesehatan masyarakat yang membuat keputusan, berdasarkan data yang tersedia, dan bukan individu, kata WHO. [Antara]
Baca Juga: Selasa Malam Ini, Indonesia Kedatangan Tiga Ribu Vaksin AstraZeneca
Berita Terkait
-
Gaza Butuh Rp116,3 Triliun untuk Pulihkan Layanan Kesehatan yang Hancur Total
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Suho EXO Bahas Patah Hati dan Perpisahan di Lagu Solo Terbaru 'Who Are You'
-
The Spy Who Dumped Me: Ketika Mila Kunis Jadi Mata-Mata Dadakan, Malam Ini di Trans TV
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru