Suara.com - Anosmia sering ditemui pada orang yang terpapar Covid-19. Bagaimana tips mengembalikan penciuman? Apa cara mengatasi anosmia ini?
Perlu diketahui, Anosmia merupakan kondisi saat hidung tidak dapat lagi mencium bau atau ketika indera penciuman hilang atau mulai tidak peka. Tips mengembalikan penciuman setelah anosmia pada penderita Covid-19 sebenarnya cukup mudah.
Verywell Health menyebutkan anosmia dapat disembuhkan lebih cepat. Berikut ini tips mengembalikan penciuman dan cara mengatasi anosmia.
Latihan Penciuman bagi Penderita Covid-19 yang Anosmia
Sejumlah peneliti memaparkan bahwa latihan penciuman dapat membantu penderita mendapatkan kembali kemampuan untuk mendeteksi aroma dan bau. Namun, perlu diakui bahwa latihan itu belum diketahui seberapa efektifnya.
Latihan penciuman khususnya bagi penderita Covid-19 dan penyintas bisa dilakukan dengan praktik berulang kali memaparkan bau yang berbeda untuk mendeteksi aroma.
Paparan bau yang berulang diperkirakan bisa meningkatkan kapasitas neurogeneratif sel khusus di daerah hidung. Sel inilah yang bertanggung jawab untuk mengaktifkan indra penciuman.
Tata Cara Latihan Penciuman untuk Mengembalikan Penciuman
Latihan penciuman juga diprediksi dapat meningkatkan konektivitas otak. Dengan latihan penciuman, pasien biasanya akan diminta untuk:
Baca Juga: Cara Alami Mengembalikan Indra Penciuman yang Hilang Akibat Anosmia
- Mencium aroma tertentu dan mencoba memikirkan seperti apa aroma itu seharusnya.
- Bisa juga dengan mengidentifikasi aroma apa yang sering digunakan.
- Penderita anosmia disarankan melakukan latihan penciuman dua kali sehari dengan menghabiskan masing-masing 30 detik pada empat aroma berbeda.
- Latihan penciuman ini minimal dilakukan selama empat bulan.
Tak dapat dipungkiri masih terlalu dini untuk mengatakan jika latihan penciuman menjadi satu-satunya cara mengatasi anosmia akibat virus corona yang ampuh. Namun tidak ada salahnya, latihan ini juga patut dicoba lantaran tak menimbulkan efek samping apapun.
Keefektifan Latihan Penciuman
Media kesehatan Health Line juga membenarkan jika latihan penciuman bisa menjadi terapi mengatasi anosmia yang dilakukan di rumah.
Saat melakukan latihan ini, pasien bisa mencium beberapa rangkaian bau kuat yang bisa ditemukan di rumah. Beri waktu 20 detik untuk mencium setiap bau dan lakukan tiga kali sehari selama enam minggu.
Health Line menyebutkan latihan penciuman dinilai paling efektif jika dilakukan dengan empat bau yang sama setiap harinya daripada mengubah-ubah bau yang dicium setiap hari.
Beberapa orang dengan kasus anosmia bahkan bisa merasakan benda yang diciumnya berbau busuk seperti bau sampah, karet terbakar, atau asap. Ini adalah akibat indra penciuman yang terdistorsi atau dikenal dengan istilah parosmia. Parosmia dapat berlangsung selama beberapa minggu atau lebih lama tetapi biasanya bersifat sementara.
Tag
Berita Terkait
-
Cara Alami Mengembalikan Indra Penciuman yang Hilang Akibat Anosmia
-
PT PYFA Prioritaskan Produksi Azithromycin dan D3-1000 Untuk Penderita Covid-19
-
Pemerintah akan Bagikan 300 Ribu Paket Obat Buat Pasien OTG Hingga Gejala Anosmia Covid-19
-
Anosmia: Gejala, Penyebab dan Obat Alami untuk Mengatasinya
-
Melly Goeslaw Geram Penderita Covid-19 Dianggap Pendosa
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat