Suara.com - Kasus virus yang rentan menyerang anak-anak meningkat cukup buruk sebagai akibat dari pelonggaran aturan pembatasan sosial. Salah satunya, kasus infeksi virus RSV sekarang ini 8 kali lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi virus corona Covid-19.
Hal ini membuat PHE memberikan peringatan kepada orang tua untuk mewaspadai gejala virus RSV tersebut pada anak-anak. Karena gelombang virus RSV ini diperkirakan berlanjut hingga musim dingin, para ahli mengatakan kondisi ini bisa menyebabkan tekanan pada unit perawatan intensif pediatrik di NHS.
Azra Ghani, profesor epidemiologi penyakit menular di Imperial College London, mengatakan hal ini perlu menjadi perhatian NHS karena infeksi ringan akibat RSV pada sebagian besar anak-anak bisa memerlukan perawatan intensif.
"Unit perawatan intensif anak terbatas kapasitasnya," jelas Azra Ghani dikutip dari The Sun.
RSV (respirasi syncytial virus) adalah infeksi paru-paru dan saluran pernapasan. Virus ini mirip dengan flu biasa, tetapi bisa berdampak parah pada bayi di bawah usia 1 tahun, terutama bayu prematur.
Mereka dapat mengembangkan bronkiolitis, infeksi inflamasi pada saluran udara bagian bawah yang bisa menyebabkan kesulitan bernapas. Orang dengan masalah paru-paru dan jantung serta orang dengan sistem kekebalan lemah juga berisiko menderita parah akibat RSV.
Sebagian besar anak telah terinfeksi virus RSV ini pada usia 2 tahun. Tapi, adanya pembatasan sosial akibat pandemi virus corona di semua kelompok usia membuat kasus virus RSV ini cukup terkendali.
Gejala RSV termasuk hidung tersumbat atau berair, bersin dan sakit kepala, seperti pilek. Gejala ini juga bisa menyebabkan batuk kering, demam dan sakit tenggorokan.
Napas pendek, dangkal dan cepat, kesulitan bernapas, kurang makan, lesu dan lekas marah adalah gejala tambahan dari infeksi RSV yang parah. Karena bayi dan anak kecil memiliki saluran udara yang kecil dan kurang berkembang, mereka lebih mungkin terkena bronkiolitis yang biasanya ringan.
Baca Juga: Virus Corona Covid-19 vs Norovirus, Begini Cara Membedakan Gejalanya
Gejala awal bronkiolitis mirip dengan flu biasa tetapi dapat berkembang selama beberapa hari menjadi suhu tinggi 37,8 derajat celcius atau lebih batuk kering terus-menerus, kesulitan makan, pernapasan cepat atau mengi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia