Suara.com - Sejumlah produsen farmasi di dunia terus berupaya mengembangkan vaksin Covid-19 anak. Kini giliran Moderna yang mengungkapkan bahwa pihaknya berencana untuk memperluas ukuran studi vaksin Covid-19 pada anak-anak yang lebih muda.
Mereka ingin mendeteksi efek samping yang jarang terjadi, seperti jenis peradangan jantung yang baru-baru ini ditandai oleh otoritas kesehatan AS.
Perusahaan itu mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan Food and Drug Administration untuk mendaftarkan lebih banyak peserta studi di bawah usia 12 tahun untuk vaksin moderna.
Perusahaan itu bermaksud menguji vaksin pada sekitar 7.000 anak, dengan beberapa di antaranya berusia 6 bulan.
Dilansir dari Tampa Bay, perusahaan yang berbasis di Cambridge, Massachusetts mengatakan melalui email bahwa mereka belum memutuskan berapa banyak anak yang akan ditambahkan.
Pengumuman itu muncul ketika kasus Covid-19 AS meningkat dan sekolah bersiap untuk menyambut siswa kembali ke ruang kelas.
Pada saat yang sama, regulator terus meninjau kasus jenis peradangan jantung langka yang disebut miokarditis yang telah dilaporkan pada sejumlah kecil remaja yang mendapat suntikan Moderna atau Pfizer.
Pfizer mengatakan pada hari Senin bahwa jika mereka mengubah pengujian vaksinnya pada anak-anak, maka akan memberikan pembaruan. Perusahaan yang berbasis di New York ini sedang menguji vaksinnya pada hingga 4.500 anak di Amerika Serikat dan Eropa.
FDA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak dapat mengomentari diskusi dengan perusahaan, tetapi menambahkan, bahwa otoritas kesehatan itu bekerja dengan sponsor untuk memastikan jumlah peserta dalam uji klinis memiliki ukuran yang memadai untuk mendeteksi sinyal keamanan."
Baca Juga: Mengejutkan! China Borong Vaksin Pfizer dan Moderna, Lalu Bagaimana Nasib Sinovac?
Berita itu pertama kali dilaporkan oleh New York Times.
Pejabat AS dan ahli medis independen mengatakan bulan lalu manfaat vaksin jauh lebih besar daripada risiko efek samping, yang telah dilaporkan pada beberapa ratus orang di bawah 30 tahun.
Tetapi masalah keamanan vaksin apa pun dapat memperlambat penyerapan, terutama di antara orang tua yang waspada terhadap penggunaan vaksin. risiko kesehatan apa pun dengan anak-anak mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia