Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan ada 3 penyebab utama kematian yang bisa dicegah, yakni penyakit jantung, demensia dan kanker. Ketiga penyakit serius ini bisa mempersingkat peluang bertahan hidup seseorang hingga 14 tahun.
Faktor risiko yang mendasari masalah kesehatan ini pun bervariasi, tetapi semuanya berkaitan erat dengan faktor gaya hidup. Mengubah gaya hidup akan membantu mengoptimalkan rentang kesehatan Anda dalam jangka waktu lama sekaligus menambah peluang hidup selama 14 tahun.
Anda mungkin pernah terheran-heran dengan orang yang mampu bertahan hidup selama 100 tahun. Dr Paddy Barrett, ahli jantung pencegahan di Blackrock Clinic, mengatakan orang yang mampu bertahan hidup selama 100 tahun ini biasanya juga meninggal karena penyakit jantung, kanker atau demensia.
"Tapi, mereka biasanya menderita semua penyakit serius itu lebih lambat dari orang lain. Karena itu, kita harus fokus pada faktor risikonya," kata Dr Paddy Barret dikutip dari Express.
Penyakit serius tidak menular ini adalah kondisi yang tidak bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain, seperti stroke, penyakit jantung, diabetes dan demensia. Risiko penyakit serius ini akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia dan kondisi ini menyumbang sekitar 70 persen dari semua penyebab kematian.
Dalam hal ini, penyakit jantung adalah penyebab utama kematian secara global. Sekitar 17,9 juta orang atau sekitar 32 persen orang di seluruh dunia meninggal dunia karena penyakit jantung setiap tahunnya.
Menurut WHO, kanker adalah penyebab utama kematian kedua yang telah menyebabkan sekitar 9,6 juta kasus kematian di seluruh dunia pada tahun 2018.
Di sisi lain, ada pula demensia yang sangat mempengaruhi memori dan kemampuan kognitif lainnya yang mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas harian secara signifikan.
Sedangkan, kedua masalah kesehatan itu terkait erat dengan rentang hidup yang lebih pendek. Tapi, faktor risiko yang mendasari setiap penyakit tak menular itu bisa dicegah dengan mengubah gaya hidup.
Baca Juga: Studi Ini Sebut Bayi yang Lahir Selama Pandemi Virus Corona Punya IQ Rendah, Kok Bisa?
Dr Barrett mengatakan bahwa tekanan darah tinggi, merokok, gula darah tinggi, kolesterol tinggi, dan obesitas cenderung memberikan dampak besar pada ketiga penyakit tak menular tersebut. Anda bisa mencegah penyakit jantung, kanker atau demensia dengan menghindari semua faktor risikonya.
Sementara itu, Anda bisa menurunkan kolesterol melalui diet rendah lemak jenuh, garam dan gula. Bahkan, olahraga juga bisa membantu menurunkan tekanan darah yang berkaitan dengan penyakit serius.
Ada beberapa makanan yang secara aktif dapat membantu menurunkan kolesterol, antara lain:
- Minyak nabati, seperti minyak zaitun, bunga matahari, jagung, lobak, kacang-kacangan dan biji-bijian
- Alpukat, kacang-kacangan dan biji-bijian
- Selai lemak yang terbuat dari minyak nabati, seperti bunga matahari dan minyak zaitun
- Ikan yang berminyak
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan