Suara.com - Orang-orang yang menjadi generasi sandwich di keluarganya bukan hanya akan terbebani secara finansial. Tuntutan untuk memberikan dukungan fisik hingga emosional untuk orangtua dan anak-anaknya, membuat generasi sandwich rentan alami gangguan kesehatan.
Istilah generasi sandwich pertama kali diperkenalkan oleh dua orang pekerja sosial, yaitu Dorothy Miller dan Elaine Broody, pada 1981 untuk menggambarkan pelaku rawat (caregiver) yang terjepit di antara dua generasi, orangtua yang telah lanjut usia dan anak-anak kandungnya.
Generasi sandwich umumnya menanggung beban dan tanggung jawab dalam memberikan perawatan dan layanan seperti transportasi, pengaturan makan, perawatan kesehatan, dan urusan rumah tangga lainnya, baik bagi anak-anaknya maupun orangtuanya.
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp. KJ., mengatakan, gemerasi sandwich rentan mengalami berbagai masalah kesehatan mental akibat tekanan dua generasi tersebut.
"Di antaranya, burnout (kelelahan fisik dan mental), gangguan tidur (banyak tidur atau kurang tidur), perasaan bersalah, merasa khawatir terus-menerus, hilang minat terhadap aktivitas yang sebelumnya disenangi, ansietas (kecemasan), dan depresi," kata dokter Zulvia melalui keterangan tertulis yang diterima suara.com.
Pada akhirnya, kondisi mental tersebut juga bisa memengaruhi kesehatan fisik, seperti:
- Kadar hormon stres lebih tinggi
- Lebih sering izin sakit dari pekerjaan kantor karena terinfeksi penyakit menular
- Respon imunitas yang lebih rendah terhadap influenza
- Penyembuhan luka yang lebih lambat
- Tingkat obesitas lebih tinggi
- Risiko penurunan kesehatan mental yang lebih tinggi
Menurut dokter Zulvia, tantangan menjadi bagian dari generasi sandwich di masa pandemi Covid-19 semakin meningkat karena kebutuhan untuk merawat kesehatan anak dan orangtua agar terlindungi dari infeksi virus corona juga semakin besar.
Pada saat yang sama, individu tersebut juga harus tetap menjaga imunitas dirinya agar tidak terinfeksi.
"Karenanya, penting sekali bagi generasi sandwich untuk mempelajari cara menjaga kesehatan diri, baik fisik maupun mental, serta menyeimbangkan berbagai peran yang dimilikinya," imbuhnya.
Baca Juga: Dokter: Masalah Kesehatan Mulut dan Gigi Bisa Deteksi HIV hingga Kanker
Peran multipel dari generasi sandwich memiliki dampak negatif, baik dari aspek fisik, psikologis, emosional, dan beban finansial. Sebuah penelitian pada tahun 2016 menunjukkan bahwa wanita pada generasi sandwich perlu memiliki strategi untuk dapat menyeimbangkan antara peran sebagai seorang ibu, pelaku rawat orang lanjut usia, dan pekerja.
Dokter Zulvia memberikan enam strategi bagi perrmpuan yang menjadi generasi sandwich untuk bisa menyeimbangkan peran, yaitu:
- Menjaga kesehatan dan kesejahteraan
- Menekan perfeksionisme
- Mengelola waktu dan energi
- Melepaskan tanggung jawab
- Memelihara hubungan sosial dan timbal balik
"Generasi sandwich yang sehat secara fisik dan mental bisa mengoptimalkan kesehatan dan kesejahteraan tiga generasi, yaitu generasi dirinya, serta dua generasi lain yang dirawatnya. Jadi, tetap semangat, ya," pungkas dokter Rumah Sakit Pondok Indah tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang