Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluruskan kabar tentang penggunaan vaksin COVID-19 suntikan kedua yang berbeda dengan vaksin suntikan pertama.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengemukakan vaksinasi untuk masyarakat umum di Indonesia masih menggunakan jenis vaksin yang sama pada dosis pertama dan kedua.
"Kita masih menggunakan vaksin jenis yang sama sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," kata Siti Nadia Tarmizi yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis sore.
Nadia mengatakan vaksin COVID-19 di Indonesia yang saat ini mencapai 130 juta dosis lebih dan telah didistribusikan menuju 34 provinsi masih mencukupi untuk penyuntikan dosis lengkap vaksin dengan jenis yang sama.
Pernyataan tersebut disampaikan Nadia menyikapi pengumuman WHO bahwa dosis kedua vaksin Pfizer atau Moderna dapat digunakan setelah dosis pertama AstraZeneca dalam beberapa situasi.
Dalam infografis yang dilansir melalui laman www.who.int dijelaskan bahwa penelitian sedang dilakukan untuk memahami apakah vaksin COVID-19 dapat dicampur dan dicocokkan dengan aman dan efektif.
Data yang muncul menunjukkan bahwa dosis pertama AstraZeneca dengan dosis kedua vaksin mRNA (Pfizer atau Moderna) aman dan efektif jika persediaan terbatas.
"Kalau situasi di Indonesia saat ini, stoknya masih mencukupi untuk dilakukan penyuntikan dengan jenis vaksin yang sama," katanya.
Penggunaan vaksin dengan merek berbeda, kata Nadia, dilakukan kepada sebagian tenaga kesehatan untuk program suntikan dosis ketiga atau booster.
Baca Juga: IAKMI: Kondisi Geografis Pengaruhi Penanganan COVID-19 di Indonesia
Sebelumnya dalam Rapat Kerja Bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (25/8), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan sekitar 450 ribu atau 34 persen tenaga kesehatan di Indonesia sudah mendapat vaksinasi COVID-19 dosis ketiga.
Provinsi Bali dan Kepulauan Riau tercatat sebagai provinsi dengan cakupan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga pada sumber daya manusia bidang kesehatan paling tinggi.
Dia juga mengatakan dalam dua pekan terakhir terjadi percepatan peningkatan cakupan vaksinasi dosis ketiga pada tenaga kesehatan, setelah sebelumnya mereka sempat khawatir dengan dampak dari jenis vaksin yang berbeda.
"Pada saat pertama kali kita belum belum bisa mendapatkan penerimaan yang full (penuh) dari para tenaga kesehatan, karena takut ada dampaknya, terutama kalau vaksin itu mixing (dari produsen berbeda)," katanya.
Berita Terkait
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
-
Benarkah Vaksinasi Campak Bisa Picu Kecacatan Anak? Ini Penjelasan Dokter
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
Alasan Covid Dimentahkan, Pengacara Roy Suryo Sebut Jawaban Kejagung soal Eksekusi Silfester Absurd
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis