Suara.com - Hubungan seks bukan hanya soal mencapai kenikmatan, namun juga harus dijaga agar tak mengganggu kesehatan. Dalam hal ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengeluarkan panduan seks sehat untuk mencegah Infeksi menular seksual (IMS).
Melansir dari Mdlinx, berikut beberapa panduan CDC mengenai hubungan seksual sehat untuk mencegah IMS untuk pasagan dan penyedia layanan kesehatan, antara lain:
1. Lakukan Layanan Konseling Pasangan
Evaluasi klinis, konseling, tes diagnostik, dan pengobatan pada pasangan bisa mengurangi infeksi dalam jaringan seksual. Upaya tersebut melibatkan departemen kesehatan, penyedia medis, dan pasien.
Para penulis mencatat bahwa dokter yang mendiagnosis harus memperhatikan praktik kesehatan masyarakat di daerah mereka dan mendiskusikan pengobatan pasangan dengan IMS dengan pasien.
2. Tes Rektal dan Faring
Para penulis menekankan pentingnya tes dubur dan faring untuk gonore dan klamidia menggunakan tes amplifikasi asam nukleat (NAAT).
Menurut CDC, pengujian urogenital saja dapat melewatkan hampir 70 persen infeksi gonokokal dan klamidia karena sebagian besar infeksi faring dan dubur tidak menunjukkan gejala. Sebagai catatan, gonore rektal dan klamidia terkait dengan infeksi HIV, laki-laki dengan infeksi dubur berulang berada pada risiko yang lebih tinggi untuk infeksi HIV.
3. Mutual Monogami
Baca Juga: Mengaku Sudah 12 Tahun Tak Lakukan Hubungan Seks, Artis Ini Merasa seperti Gadis Baru
Mengurangi jumlah pasangan seks Anda dapat mengurangi risiko penyakit menular seksual. Tetap penting bagi Anda dan pasangan untuk menjalani tes, dan Anda saling berbagi hasil tes.
Dalam hal ini, menjalani kehidupan dengan mutual monogami atau sama-sama dengan satu pasangan saja sangat disarankan. Berada dalam hubungan monogami jangka panjang dengan pasangan yang tidak terinfeksi adalah salah satu cara yang paling dapat diandalkan untuk menghindari IMS.
4. Pakai Kondom
Penggunaan kondom lateks pria yang benar dan konsisten sangat efektif dalam mengurangi penularan PMS. Gunakan kondom setiap kali Anda melakukan seks anal, vaginal, atau oral.
Jika Anda memiliki alergi lateks, kondom non-lateks sintetis dapat digunakan. Tetapi penting untuk dicatat bahwa kondom ini memiliki tingkat kerusakan yang lebih tinggi daripada kondom lateks.
5. Vaksinasi HPV
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!