Suara.com - Kewajiban orangtua tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tapi juga perlu menanamkan nilai kehidupan pada anak. Termasuk mengajari anak untuk berempati dan tidak melakukan tindakan perundungan atau bullying.
Psikolog Klinis Hanlie Muliani mengatakan, anak perlu diajarkan untuk memiliki sikap empati agar bisa lebih peka dan memahami kondisi orang lain, khususnya mereka yang lahir dengan kondisi keterbatasan.
Orangtua juga perlu mengingatkan anak untuk tidak menjadikan kekurangan orang lain sebagai bahan candaan atau olok-olokan. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan orangtua yang disarankan Hanlie.
1. Memancing anak untuk berpikir
Empati, kata Hanlie jadi sikap penting mencegah aksi bullying yang dilakukan anak dan orang dewasa. Cara merangsang sikap empati pada anak bisa dilakukan dengan mengajak anak berpikir dan memahami situasi.
Menjelaskan bahwa tidak ada satupun orang di dunia yang bisa memilih lahir dari orangtua, warna kulit dan bentuk fisik tertentu.
"Artinya semua ketika kita terlahir dengan kondisi apapun, itu artinya bener-bener pemberian tuhan," jelas Hanlie dalam acara diskusi Smile Train, Sabtu (11/9/2021).
2. Ajarkan adanya perbedaan
Lantaran setiap orang tidak bisa memilih lahir dalan kondisi fisik dan lingkungan tertentu, sehingga terbentuklah perbedaan. Pemahaman ini juga yang harus dimengerti dan dipahami anak, agar tidak mencela orang lain yang lahir dengan kondisi berbeda.
"Kita juga perlu mengedukasi anak tentang perbedaan, bahwa setiap orang itu terlahir berbeda beda, dan ajari anak untuk bisa menerima perbedaan," imbuhnya.
3. Buat perumpamaan jika ada di posisi orang lain
Hanlie mengatakan wajib bagi setiap orangtua ajari anak untuk berpikir dari sudut pandang orang lain yang alami kondisi fisik dan lingkungan yang tidak nyaman.
Baca Juga: Bagaimana Polisi Menangani Kasus Ilmu Hitam di Gowa ? Begini Kata Pakar Pidana
"Bagaimana jika anak dilahirkan dalam kondisi tidak sempurna, lalu dijadikan bahan ledekan. Kalau kita merasa tidak nyaman dan tidak enak, jangan perlakukan orang lain seperti itu,".
"Edukasi anak-anak kita untuk memperlakukan orang lain, sebagaimana mereka ingin diperlakukan," pungkas Hanlie.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut