Suara.com - Stroke adalah kondisi medis mengancam jiwa yang terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terputus. Tapi, deteksi gejala stroke sedini mungkin bisa membantu mengatasi stroke.
Karena, semakin cepat seseorang menjalani perawatan medis untuk stroke. Maka, semakin kecil pula risiko komplikasi dan kematian akibat stroke yang diabaikan.
Namun, ada periode tertentu dalam sehari yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena stroke. Karena itu, perawatan medis mendesak bisa membantu mengatasi stroke.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh American Heart Association in Stroke, seseorang hampir 80 persen lebih mungkin mengalami stroke antara jam 6 pagi dan 12 siang.
Para peneliti mengatakan temuan ini adalah contoh dari variasi sirkadian. Karena, ada perbedaan risiko yang bervariasi berdasarkan siklus 24 jam ritme sirkadian seseorang.
Pada penelitian ini, tim melakukan meta-analisis dari 31 publikasi dengan data primer dari 11.816 pasien stroke.
"Ada peningkatan 49 persen pada semua jenis stroke antara jam 6 pagi dan siang hari, yang peningkatannya 79 persen dibandingkan risiko normal pada 18 jam lainnya dalam sehari," kata para peneliti dikutip dari Express.
Lalu, ada sedikit peningkatan stroke antara tengah malam dan jam 6 pagi yang sebesar 29 persen. Lalu, penurunan stroke 35 persen dibandingkan dengan 18 jam lainnya dalam sehari.
Para peneliti pun menambahkan bahwa ketiga jenis stroke memiliki risiko yang jauh lebih tinggi selama periode tersebut. Para peneliti menyimpulkan bahwa data ini mendukung adanya pola sirkadian pada permulaan stroke dengan risiko yang jauh lebih tinggi di pagi hari.
Baca Juga: Penelitian: Virus Corona Covid-19 Berdampak Buruk pada Pasien HIV dan TBC
Selain itu, para peneliti juga menemukan adanya penurunan 35 persen pada stroke yang terjadi antara tengah malam dan jam 6 pagi dibandingkan dengan sisa hari lainnya.
Adapun sejumlah gejala stroke yang harus diwaspadai, yakni kelemahan wajah, kelemahan lengan dan kesulitan bicara. Gejala lain yang mengindikasikan stroke, termasuk kelemahan mendadak atau mati rasa di satu sisi tubuh, termasuk kaki, tangan atau kaki, serta sakit kepala parah yang mendadak.
Gaya hidup tertentu dapat berdampak pada risiko seseorang terkena stroke, termasuk merokok, minum terlalu banyak alkohol, kelebihan berat badan, dan konsumsi makanan yang tidak sehat.
Seiring bertambahnya usia, arteri bisa menjadi lebih keras dan sempit sehingga bisa menyebabkan sumbatan. Meskipun risiko Anda terkena stroke lebih tinggi jika sudah pernah mengalami stroke, Anda dapat mengurangi risiko stroke lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!