Suara.com - Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas menjadi pilihan proses belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Namun dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan 3T yang memadai.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Aman Pulungan, Sp.A., saat konferensi pers daring, Minggu (26/9/2021).
Dokter Aman menyampaikan bahwa hingga saat ini kasus positif Covid-19 juga kematian pada anak masih tinggi.
"Sampai September, yang meninggal sudah 1.800-an anak Indonesia. Dan yang positif covid total kasus kita sekitar 260 ribu kasus anak yang positif dan peningkatan cukup banyak. Kalau kita lihat dari akhir Juni sampai akhir Agustus, anak yang meninggal itu ratusan per minggu. Lebih dari 100 anak per minggu," kata dokter Aman.
Data IDAI tercatat, angka kematian Covid-19 pada anak masih 170 orang hingga Januari 2021. Namun meningkat pesat menjadi 1.800 anak hingga September 2021.
Diakui Aman bahwa PTM terbatas memang tidak bisa terus ditunda. Namun sekolah juga pemerintah harus bisa menjamin tempat belajar yang aman dan sehat bagi anak. IDAI juga telah memberikan sejumlah syarat bagi sekolah yang akan menjalankan PTM terbatas.
Yakni, PTM terbatas dilakukan di daerah yang tingkat positivity rate berdasarkan tes PCR telah di bawah 8 persen. Kemudian, hanya dilakukan terhadap siswa berusia di atas 12 tahun yang sudah divaksinasi dengan uji coba sekolah selama 2-3 jam. Guru juga staf sekolah harus sudah divaksinasi Covid-19.
Selain itu, siswa tidak boleh melepas masker selama berada di area sekolah, sirkulasi ruang kelas harus tepat, juga transportasi yang dipakai dan dilalui anak hanya dari dan kembali ke rumah.
"Tapi kejadiannya, banyak laporan ke kita ternyata ini dimulai dari anak yang tidak diimunisasi juga ada daerah pada saat itu mungkin positivity rate belum di bawah 8 persen dengan PCR. Dan juga anak ada yang lepas masker saat makan di sekolah," tutur dokter Aman.
Baca Juga: Hits: Kebiasaan yang Picu Pendarahan Otak, Tukul Arwana Jalani Proses Fisioterapi
"Kita dapatkan juga dari teman-teman, minggu ini poliklinik demam mulai penuh dengan anak sekolah yang terpapar. Kita jadi memikirkan, kalau ada anak komorbid atau keluarganya yang komorbid, ini akan jadi masalah baru," imbuhnya.
Data IDAI menemukan bahwa 50 persen orangtua sebenarnya masih ingin anaknya tetap sekolah daring sampai nantinya bisa diimunisasi Covid-19. Tapi 50 persen lainnya tetap ingin PTM terbatas dilaksanakan.
Keinginan untuk pelaksanaan PTM terbatas itu yang harus dikaji dan dikawal dengan cermat, meski disadari akan sulit, ucap dokter Aman. Terutama jika ada wali murid yang masih anti vaksin atau guru yang belum diimunisasi.
Menurut dokter Aman, mitigasi kluster Covid-19 di sekolah masih belum optimal. Sebab sekolah hanya melakukan penutupan tapi tindak lanjut tracing atau pelacakan kontak dan testing belum sepenuhnya dilakukan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial