Suara.com - Anak yang aktif ikut kegiatan olahraga bukan cuma baik bagi kesehatan fisiknya, tapi juga mampu menurunkan risiko penyakit gangguan jiwa. Hal ini terungkap lewat studi yang dipimpin oleh Psiko Edukator Université de Montréal Marie-Josée Harbec.
Studi yang terbit di Journal Of Developmental & Behavioral Pediatrics ini, mengatakan bahwa anak laki-laki yang aktif secara fisik pada masa remaja awal dapat mengurangi tekanan emosional.
“Kami ingin mengklarifikasi hubungan timbal balik jangka panjang pada anak usia sekolah, dengan partisipasi olahraga yang dapat menurunkan gejala depresi hingga kecemasan,” ungkap mahasiswa doktoral UdeM Linda Pagani.
“Kami juga ingin memeriksa apakah hubungan ini bekerja secara berbeda, pada anak laki-laki dan perempuan berusia 5-12 tahun,” ungkap Harbec, rekan studi dari rumah sakit anak CHU Ste-Justine.
Harbec menambahkan, ada bukti luas pada aktivitas fisik pada masa anak-anak, di mana ini dapat berimplikasi pada kesehatan mental serta fisik mereka.
Selain itu, para peneliti juga meneliti kebiasaan olahraga dan aktivitas fisik yang dilaporkan oleh anak berusia 5-12 tahun. Serta orangtua mereka yang melihat gejala tekanan emosional anak dari usia 6-19 tahun, yang dilaporkan oleh guru mereka.
“Kami menemukan bahwa laki-laki berusia 5 tahun yang tidak pernah berolahraga, mungkin di usia 6-10 tahun, terlihat tidak bahagia dan lelah. Dan sulit mengalami bersenang-senang, mudah menangis, dan mengalami rasa takut,” ungkap Pagani.
“Selain itu, anak laki-laki menunjukkan tingkat gejala dan depresi lebih tinggi ketika kurang aktif secara fisik pada usia 12 tahun. Tapi untuk anak perempuan, kami tidak menemukan perubahan yang signifikan,” ungkap Pagani lebih lanjut.
Di samping itu, survei ini dilakukan pada orangtua dari 690 anak laki-laki dan 748 anak perempuan, di mana survei ini telah diamati para peneliti tahun lalu lewat aktivitas fisik anak. Data ini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, untuk mengidentifikasi hubungan antara aktivitas fisik dan tekanan emosional.
“Tujuan kami adalah untuk menghilangkan kondisi anak dan keluarga yang sudah ada sebelumnya, yang dapat memberikan gambaran berbeda pada hasil kami. Seperti temperamen anak, pendidikan orangtua, serta pendapatan keluarga,” ucap Pagani.
Anak laki-laki yang terlibat aktif olahraga di sekolah memiliki manfaat yang baik buat mereka. Mulai dari mengembangkan keterampilan hidup, mengambil inisiatif, terlibat dalam kerja tim, hingga membangun hubungan dengan teman serta pelatih.
Sedangkan untuk anak perempuan, risiko depresi dan kecemasan disebut memiliki faktor yang berbeda. Bahkan, laki-laki lebih mudah mendapatkan bantuan emosional lewat keluarga, teman, penyedia kesehatan, serta dukungan psikologis.
“Karena anak perempuan lebih banyak mengalami tekanan emosional dibanding laki-laki, risiko terkait gender ini telah menyebabkan identifikasi dini dan intervensi untuk anak perempuan,” simpul Harbec.
Berita Terkait
-
Merasa Lelah? 4 Buku Kesehatan Mental Ini Siap Temani Kamu Pulihkan Diri
-
Tragedi Cinta di Bandar Utama: Siswi 16 Tahun Ditusuk Teman karena Ditolak
-
Profil Baek Se-hee, Penulis Buku I Want to Die But I Want to Eat Tteokbokki Meninggal Dunia
-
Apakah Adidas Samba Bisa Dipakai Olahraga? Ini 5 Varian yang Paling Dicari
-
7 Sunscreen Terbaik untuk Olahraga, Jaga Kulit Tetap Glowing Mulai Rp30 Ribuan
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?