Suara.com - Sebuah penelitian baru menemukan infeksi ringan virus corona Covid-19 bisa berdampak jangka panjang pada otak manusia.
Pada Agustus 2021, para peneliti dari University of Oxford dan Imperial College of London mencuri tahu dampak virus corona Covid-19 pada otak. Berdasarkan data lebih dari 40 ribu orang di Inggris, menunjukkan perbedaan ketebalan materi abu-abu di antara mereka yang terinfeksi virus corona Covid-19 dan tidak.
Tim peneliti tersebut meneliti hal ini menggunakan pendekatan yang didorong oleh hipotesis dan eksplorasi, dengan mengoreksi perbandingan berganda tingkat penemuan palsu.
Mereka pun mengidentifikasi masing-masing mengalami 68 dan 67 efek longitudinal signifikan yang terkait infeksi virus corona Covid-19 di otak.
Pada kelompok yang terinfeksi virus corona Covid-19, jaringan materi abu-abu berkurang di lobus frontal dan temporal. Pada populasi umu, perubahan volume materi abu-abu lebih besar dari ukuran normalnya pada 401 orang yang telah terinfeksi.
Sedangkan, peserta yang mengalami infeksi virus corona cukup parah dan dirawat di rumah sakit dengan peserta yang mengalami infeksi virus corona ringan sama-sama mengalami pengurangi pada ketebalan materi abu-abu di otak.
Selain itu, peserta yang terinfeksi virus corona Covid-19 juga menunjukkan penurunan kognitif yang lebih besar selama pengujian dan lebih lambat dalam memproses informasi, dibandingkan mereka yang tidak tertular virus corona dan kelompok kontrol yang terdiri dari 384 orang.
Hasil ini diperoleh setelah peneliti juga membandingkan antar kelompok berdasarkan usia, jenis kelamin, tanggal awal pengujian, lokasi studi dan faktor risiko umum lainnya, seperti penyakit.
Namun dilansir dari Fox News, penelitian ini belum ditinjau oleh rekan sejawat sehingga belum diizinkan sebagai pandua praktik klinis.
Baca Juga: Kehilangan Indra Penciuman akibat Virus Corona Bisa Turunkan Berat Badan
Meskipun terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang dampak jangka panjang dari perubahan terkait virus corona Covid-19. Temuan ini telah menimbulkan kekhawatiran mengenai pengaruhnya terhadap perubahan biologis, termasuk Penuaan.
Dalam sebuah studi baru oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, menemukan orang yang terinfeksi virus corona bisa memiliki masalah kesehatan jangka panjang, seperti kelelahan, kehilangan, penciuman atau rasa dan sesak napas.
CDC juga memperingatkan mereka mungkin akan mengalami disfungsi kognitif dalam bentuk pelupa, kehilangan ingatan atau kabut otak. Bahkan gejalanya bisa berlangsung sebulan atau lebih.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?