Suara.com - Ada banyak cara yang dilakukan orang-orang untuk melindungi dirinya dari virus corona Covid-19, seperti menghirup hidrogen peroksida.
The Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA) pun menanggapi tren terbaru orang-orang yang menggunakan nebuliser asma untuk menghirup hidrogen peroksida dalam mengobati dan mencegah virus corona Covid-19.
Para ahli pun menegaskan bahwa menghirup hidrogen peroksida bisa menyebabkan cedera berbahaya pada paru-paru Anda. Terlebih lagi, cara ini juga tidak akan mencegah penularan virus corona Covid-19.
Para ahli pun sering memperingatkan semua orang untuk tidak mengikuti tren kesehatan untuk menangani virus corona Covid-19 yang ada di medis sosial. Tapi, masih banyak orang yang mengikutinya.
Karena itu, kali ini The Asthma and Allergy Foundation of America menanggapi tren berbahaya untuk mencegah penularan virus corona dengan menghirup hydrogen peroksida melalui platform media sosial yang mencakup Twitter, Facebook, dan TikTok.
"Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai pembersih dan penghilang noda yang bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan bila Anda menelannya atau membersihkannya," kata AAFA dikutip dari Express.
Dokter Len Horvitz, seorang spesialis penyakit dalam dan paru yang diakui secara nasional dalam praktik swasta di Manhattan, menjelaskan bahwa tren kesehatan ini termasuk misinformasi terkait perawatan virus coron yang bisa membahayakan orang.
"Pada Maret 2020, seorang pasien mengirimi saya sesuatu yang nampaknya merupakan studi ilmiah untuk menjelaskan bahwa virus corona tidak aktif ketika panas," kata Len Horvitz.
Menurut Agency for Toxic Substances and Disease Registry, menghirup uap dari larutan hidrogen peroksida lebih dari 10 persen dapat menyebabkan iritasi paru yang parah.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Bergejala Ringan-Sedang Bisa Suntik Vaksin usai Sembuh
Terkait dampak menghirup hydrogen peroksida, Horovitz mengatakan dia memperkirakan hal itu bisa menjadi serius jika sebagian zat tersebut terhirup.
Horovitz berspekulasi menghirup hydrogen peroksida akan berdampak buruk pada alveoli. Hal itu akan membuat bakteri mati dan akan bereaksi dengan jaringan mati serta menyebabkan gelembung.
Pakar lain pun setuju dengan spekulasi Horovitz. Mereka juga sekaligus memperingatkan bahwa konsekuensinya bisa lebih parah, tergantung pada seberapa kuat dosis yang dihirup.
"Kekhawatiran kami untuk menggunakan dalam bentuk nebulisasi adalah iritasi pada saluran udara dengan banyak peradangan tambahan," kata Dokter Gregory Schrank, spesialis penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland.
Bahkan bila seseorang memang sedang terinfeksi virus corona Covid-19, menghirup hydrogen peroksida bisa memperburuk kondisinya dan menyebabkan kerusakan parah.
Hal inilah yang menjadi kekhawatiran para ahli dan Spesialis kesehatan seluruh dunia, yakni sisi buruknya mencari dan memperoleh informasi dari media sosial yang belum jelas faktanya.
Sementara itu, pihak media sosial juga sudah berusaha keras mengambil sikap tegas terhadap misinformasi terkait virus corona Covid-19 yang menyebar di seluruh dunia. Tapi, hal ini juga belum bisa menjamin seseorang tidak akan mendapatkan informasi yang salah terkait virus corona.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?