Suara.com - Satgas Covid-19 meminta masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 lebih baik dirawat di tempat isolasi terpusat (isoter) yang telah disediakan oleh pemerintah, baik daerah maupun pusat.
Sebab jika hanya melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah, hal itu dianggap berisiko menularkan ke anggota keluarga yang lain, meski hanya alami gejala ringan.
"Mereka yang sakit lebih baik itu isoter dari pada isoman. Karena kalau di isoter mereka akan didampingi, mendapat obat-obatan. Tapi kalau isoman nanti akan membuat transmisi di keluarga, orang-orang yang kita kasihi, sayangi di keluarga akan ikut terinfeksi," kata Kepala Bidang penanganan kesehatan Satgas covid 19 Alexander Ginting dalam webinar Satgas Covid-19, Selasa (12/10/2021).
Seperti yang terjadi pada Juli lalu, Alex mengungkapkan bahwa banyak ditemukan klaster keluarga akibat pasien Covid-19 yang hanya isoman di rumah. Oleh sebab itu, untuk mengendalikan infeksi, Satgas berharap masyarakat sebaiknya karantina diri di lokasi yang sudah disediakan pemerintah.
"Demikian juga mereka yang baru pulang dari daerah yang tinggi infeksi harus dikarantina. Atlet PON yang pulang dari Papua harus karantina enam hari pertama. Setelah itu tes PCR dua kali kalau negatif baru boleh masuk ke rumah masing-masing," jelas Alex.
"Isoter bukan stigmatisasi tapi untuk menyelamatkan keluarga dan maayarakat kita," imbuhnya.
Pelaksanaan isoman di rumah, menurutnya hanya dilakukan oleh orang yang terlacak pernah melakukan kontak erat dengan seseorang terkonfirmasi Covid-19.
Meski begitu, ia menekankan, orang yang sedang isoman juga tidak boleh bepergia sama sekali, meskipun belum terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona penyebab sakit Covid-19.
"Kalau kontak erat harus di karantina, jangan jalan-jalan. Karena kalau kontak erat jalan-jalan, 80 persen akan menjadi sakit," ucapnya.
Baca Juga: Kematian Akibat Covid-19 di Lebak Nol Persen Dalam Sebulan Terakhir
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa