Suara.com - Sebuah studi oleh Walter and Eliza Hall Institute of Medical Research (WEHI) dan Environmental Determinants of Islet Autoimmunity (ENDIA) menemukan diabetes tipe 1 dapat mengubah mikrobioma usus selama kehamilan. Perubahan ini bisa mengakibatkan komplikasi pada ibu dan bayi.
"Kami memutuskan untuk mempelajari mikrobioma usus karena ada bukti peradangan sistemik dan intra-uterin pada kehamilan pada wanita penderita diabetes tipe 1," tutur Ilmuwan klinis WEHI, Len Harrison.
Hasilnya, peneliti mengungkap bahwa wanita hamil yang menderita diabetes tipe 1 mengalami penurunan bakteri usus baik dan peningkatan bakteri usus jahat.
"Pada wanita penderita diabetes tipe 1, kami mengamati perubahan mikrobioma usus mereka, termasuk penurunan bakteri usus 'baik' dan peningkatan bakteri usus 'jahat'," sambung Harrison, seperti dilansir dari Medical Xpress.
Harrison menjelaskan bahwa tugas bakteri usus baik adalah untuk mencegah peradangan, sementara bakteri usus jahat melepaskan zat yang mengaktifkan sistem kekebalan sehingga memicu peradangan.
Sang profesor menduga, perubahan mikrobioma ini juga akan berpengaruh pada bayi dalam jangka panjang, yang berlanjut setelah bayi lahir.
Untuk studi selanjutnya, Harrison mengatakan bahwa mereka akan mengidentifikasi ibu hamil dengan diabetes tipe 1 mana yang mungkin mendapat manfaat dari intervensi aman selama kehamilan, termasuk perubahan pola makan.
"Kami percaya bahwa jika para wanita ini membuat beberapa perubahan pola makan secara aman, maka dapat membantu memulihkan kesehatan mikrobioma mereka dan menurunkan risiko komplikasi selama kehmilan," jelas Harrison.
Selain itu, peneliti juga akan memeriksa sistem kekebalan bayi saat lahir untuk mendeteksi apakah ada dampak gangguan kesehatan usus sang ibu selama hamil.
Baca Juga: Bolehkah Anak Dengan Diabetes Tipe 1 Dapat Vaksin Covid-19? Ini Kata IDAI
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar