Suara.com - Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan masyarakat agar tidak terlena dengan tren kasus positif Covid-19 yang saat ini terus menurun.
Meski sudah lebih terkendali, Satgas Covid-19 mengatakan ancaman gelombang ketiga Covid-19 tetap ada.
Terlebih Satgas mencatat ada sejumlah kota yang terindikasi alami kenaikan kasus positif penyakit yang disebabkan virus corona tersebut.
"Kita berayukur Indonesia turun mereka yang terkena Covid. Itu merata di semua daerah. Tapi sudah ada indikasi beberapa kota peningkatan kasus. Ini yang harus diwaspadai, jangan sampai lengah," kata Kepala Subbid Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Troy Pantouw dalam dialog sehat di TVRI, Selasa (9/11/2021).
Troy mengingatkan, kekhawatiran berlebihan memang tidak baik untuk psikis. Tapi bukan berarti masyarakat meremehkan potensi penularan virus.
"Jangan sampai penurunan level PPKM ini jadi euforia yang berlebihan. Karena beberapa kota sudah ditengarai ada kenaikan kecil-kecilan," ucapnya.
Juru bicara pemerintah terkait Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro menambahkan bahwa negara dengan tingkat vaksinasi tinggi dan protokol kesehatan yang ketat dijalankan cenderung penularan virus corona jadi lebih terkontrol. Kondisi itu yang bisa dilihat di India saat ini.
"Kita lihat di India memang prokes masih dijalankan bahkan masih dikampanyekan. Vaksin juga jalan terus, jadi gak lengah," ucapnya.
Gelombang ketiga bisa dipicu karena adanya masa liburan Natal dan Tahun Baru. Menurut dokter Reisa, kenaikan kasus positif Covid-19 di Indonesia biasanya dipicu karena masyarakat yang bepergiaan dan tidak menjalankan protokol kesehatan.
Baca Juga: Pemprov DKI Pertimbangkan Buka Kembali Car Free Day Sudirman-Thamrin
Jika hal itu terjadi selama masa libur Natak dan Tahun Baru, kemungkinan gelombang ketiga bisa terjadi pada periode Januari 2022.
"Karena masa inkubasi itu 2-14 hari, maka akan muncul kenaikan kasus 1-2 minggu setelah liburan itu. Jadi kalau mungkin akhir tahun liburnya, kenaikannya ya awal tahun. Seperti tahun lalu, terjadi kenaikan saat Januari sampai Februari," kata dokter Reisa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda