Suara.com - Seorang dokter menemukan salah satu pasiennya sembuh dari migrain, sakit kepala parah dan melemahkan, yang dideritanya lebih dari puluhan tahun setelah mempraktikkan pola makan berbasis nabati.
Pasien tersebut sudah mencoba melakukan berbagai pengobatan yang disarankan, mulai dari yoga, meditasi, hingga membatasi pemicu potensial yang dapat mengurangi keparahan dan frekuensi sakit kepalanya. Tapi tidak ada yang berhasil hingga ia hampir putus asa.
"Sebelum aku mengubah pola makanku, aku menderita enam hingga 8 kali migrain yang melemahkan dalam sebulan. Masing-masing berlangsung hingga 72 jam. Hampir setiap hari, aku mengalami migrain atau pulih dari migrain," kata pria berusia 60 tahun itu, dilansir The Guardian.
Migrain yang diderita pria itu ternyata memengaruhi kehidupannya. Bahkan, hampir tidak mungkin untuk membuatnya bekerja.
Namun, migrainnya hilang setelah memulai pola makan nabati yang mencakup banyak sayuran berdaun hijau tua dalam waktu satu bulan.
"Setelah memulai diet nabati padat nutrisi yang mencakup banyak sayuran berdaun hijau tua, buah-buahan, kacang-kacangan, oatmeal, dan smoothie hijau setiap hari, aku bisa melepaskan obat migrain," sambungnya.
Lalu, pria tersebut tidak lagi menderita migrain selama lebih dari tujuh tahun, dan tidak dapat mengingat kapan terakhir kali dia sakit kepala.
Kasus ini dilaporkan dalam jurnal BMJ Case Report. Penulis laporan tersebut menyarankan sang pria menjalankan diet Low Inflammatory Foods Everyday (Life), pola makan padat nutrisi dan pola makan berbasis nabati.
Pola makan mencakup makan minimal 142 gram sayuran berdaun hijau mentah atau dimasak setiap hari, minum 946 militer smoothie hijau setiap hari, dan membatasi asupan biji-bijian, sayuran bertepung, minyak, dan protein hewani, terutama susu dan daging merah.
Baca Juga: Ragam Manfaat dari 5 Sayuran Hijau yang Biasa Kita Konsumsi
Dalam dua bulan, frekuensi serangan migrainnya turun menjadi hanya satu hari dalam sebulan. Durasi dan keparahan serangan juga berkurang. Setelah tiga bulan, migrainnya berhenti total.
Profesor nutrisi dan ilmu makanan di University of Reading, Gunter Kuhnle, mengatakan kemungkinan senyawa bioaktif dalam sayuran hijau tua dan makanan lain memiliki peran penting dalam pengelolaan penyakit ini.
Namun, menurut Kuhnle, untuk membuat pernyataan dan rekomendasi yang pasti tentang pola makan ini sebagai pengobatan migrain masih diperlukan banyak penelitian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang