Suara.com - Gagal jantung merupakan salah satu penyakit yang paling umum. Penyakit jantung ini memengaruhi lebih dari 30 juta orang di seluruh dunia.
Ada dua jenis gagal jantung, yakni fraksi ejeksi menurun (jantung tidak dapat memompa secara benar) dan fraksi ejeksi diawetkan (jantung tidak dapat beristirahat secara baik di antara setiap detak jantung).
Berbeda dengan jenis gagal jantung yang pertama, fraksi ejeksi diawetkan sampai sekarang belum berhasil menemukan obat yang dapat meningkatkan prognosis dan mengurangi risiko kejadian jantung bagi pasien.
Namun, sebuah riset terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari University of East Anglia menemukan bahwa obat diabetes dapat meningkatkan kesehatan pasien yang mengidap gagal jantung fraksi ejeksi diawetkan.
Menurut peneliti, obat diabetes dapat mengurangi risiko kematian dan rawat inap pada pasien yang menderita jenis gagal jantung tersebut.
Berdasarkan The Conversation, obat yang dimaksud adalah inhibitor SGLT2.
"Kami menemukan pasien fraksi ejeksi diawetkan yang diberi inhibitor SGLT2 22% lebih kecil kemungkinannya meninggal karena penyebab yang berhubungan dengan kondisi jantungnya atau dirawat di rumah sakit," jelas peneliti.
Peneliti menduga obat ini bekerja pada penderita fraksi ejeksi diawetkan karena sejumlah alasan. Satu teorinya, obat mempromosikan diuresis yang membantu tubuh membuang cairan ekstra.
Sebab, kelebihan cairan dapat menjadi masalah signifikan pada penderita gegal jantung jenis itu.
Baca Juga: Ngeri! Cuma Rp 5 Ribu per Butir, Anak SMP Bisa Beli Obat Terlarang dengan Bebas dan Mudah
Inhibitor SGLT2 juga meningkatkan tekanan darah serta produksi sel darah merah, yang membantu memberikan suplai darah dan oksigen ke organ utama tubuh. Studi ini juga menunjukkan bahwa obat mengurangi pembentukan jaringan parut di otot jantung.
"Manfaat lain dari penggunaan obat ini adalah bahwa obat terbukti aman karena telah digunakan untuk mengontrol diabetes selama bertahun-tahun. Inhibitor SGLT2 juga memiliki efek samping yang relatif sedikit," imbuh peneliti.
Sebelum ini, European Society of Cardiology merekomendasikan obat inhbitor SGLT2 untuk mengobati pasien gagal jantung fraksi ejeksi menurun, baik dengan maupun tanpa diabetes.
Namun, obat ini tidak akan diresepkan bagi penderita fraksi ejeksi diawetkan sampai studi ditinjau dan disetujui oleh National Institute for Health and Care Excellence (NICE) AS.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah