Suara.com - Kasus infeksi dan kematian akibat malaria meningkat selama pandemi Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebut bahwa kondisi pandemi telah mengganggu layanan pengobatan malaria.
Menurut laporan terbaru WHO terkait kasus malaria di dunia, diperkirakan ada 241 juta kasus malaria dan 627.000 kematian selama 2020. Jumlah kasus yang ditemukan meningkat hingga 14 juta lebih dibanding pada 2019. Angka kematian juga lebih tinggi 69 ribu dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sekitar dua pertiga kematian akibat malaria yang terjadi selama 2020 berkaitan dengan gangguan dalam penyediaan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan akibat kondisi pandemi.
"Namun, situasinya bisa jauh lebih buruk," kata WHO dikutip dari situs resminya, Selasa (6/12/2021).
Sejak awal pandemi, WHO sebenarnya telah memprediksi adanya gangguan layanan kesehatan yang parah. Sehingga risiko kematian terkait kasus malaria di kawasan seperti Afrika sub-Sahara berpotensi berlipat ganda pada 2020.
Kemudian banyak negara mengambil tindakan segera untuk menopang program malaria dan menghindari skenario terburuk tersebut.
Afrika Sub-Sahara menjadi wilayah dengan beban malaria terberat. WHO mencatat ada sekitar 95 persen kasus dan 96 persen kematian akibat malaria yang terjadi tahun 2020 terjadi hanya di Afrika.
Sekitar 80 persen kematian di wilayah tersebut terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Meski demikian, WHO melihat bahwa bahwa penanganan malaria sebenarnya telah menurun sebelum terjadi pandemi. Sejak 2017, penanganan malaria secara global terus menurun.
Baca Juga: Tren Penelusuran di Google Versi Orang Indonesia Selama Pandemi Covid-19
"Bahkan sebelum pandemi Covid-19 melanda, kemajuan global terhadap malaria telah menurun. Berkat kerja keras badan-badan kesehatan masyarakat di negara-negara yang terkena malaria, proyeksi terburuk dari dampak covid tidak terjadi," kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
Terkini
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA