Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membenarkan jika PeduliLindungi bakal jadi sistem kesehatan Indonesia yang terintegrasi, termasuk mengecek status kesehatan anak dan ibu hamil.
Hal ini diungkap Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Kesehatan Masyarakat, drg. Kartini Rustandi, M.Kes, bahwa PeduliLindungi bisa digunakan ibu hamil saat jalani pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).
"Contoh me-link-kan (PeduliLindungi) by name, by NIK, setiap warga negara punya NIK. Begitu discan akan langsung keluar. Misalnya ketika saya hamil, pemeriksaan puskesmas, nggak usah ngetik ulang nama, alamat, semuanya sudah sama," drg. Kartini dalam acara Ekspose Pembangunan Kesehatan Masyarakat Jawa Tengah, di Hotel Alana, Boyolali, Kamis (10/12/2021).
Sehingga kata drg. Kartini, semua sistem kesehatan Indonesia ada dalam satu big data melalui aplikasi PeduliLindungi. Hal ini juga akan memudahkan petugas kesehatan, agar tidak ada input yang berulang dan membuat data tumpang tindih.
"Saat diklik nama anak, ibu yang baru melahirkan diisi dan dicatat. Nah, dengan sistem ini pencatatan tidak perlu berulang. Jadi meringankan teman-teman di puskesmas, dengan sinyal yang baik untuk akses," papar drg. Kartini.
Adapun upaya menjadikan PeduliLindungi sebagai sistem kesehatan nasional Indonesia, sempat diutarakan Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan, Setiaji, St, M.Si, beberapa waktu lalu.
Menurut Setiaji, nantinya aplikasi PeduliLindungi juga akan digunakan untuk deteksi dini penyakit menular yang masih jadi wabah atau kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia, salah satunya tuberkulosis (TB).
"Jadi memang benar, PeduliLindungi platform besar yang bisa dikembangkan buat penyakit menular lainnya. Ini akan jadi platform layanan kesehatan," ujar Setiaji dalam acara diskusi Digital Health Week, Selasa (30/11/2021).
Setiaji juga mengungkap bahwa sudah lebih dari 200 juta penduduk Indonesia mengakses aplikasi PeduliLindungi, dengan setiap harinya sebanyak 9 juta orang mengakses aplikasi tracing Covid-19 tersebut.
Baca Juga: Tempat Wisata di Jawa Barat Bakal Dijaga Polisi selama Libur Natal dan Tahun Baru
Sehingga hal ini jadi potensi besar, dan bisa dimanfaatkan pemerintah, khususnya Kemenkes, untuk mentransformasi sistem kesehatan Indonesia yang lebih terintegrasi antar sistem dan platform, serta mengatasi berbagai penyakit yang mengintai masyarakat Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja