Suara.com - Selain organ, tubuh kita juga diatur oleh hormon. Hormon merupakan bahan kimia yang diproduksi oleh kelenjar dalam sistem endokrin dan berjalan melalui aliran darah ke jaringan serta organ sebagai 'pengirim pesan'.
Ketidakseimbangan hormon terjadi ketika kadar hormon terlalu banyak atau terlalu sedikit dalam aliran darah. Karena peran pentingnya, kondisi ini dapat menyebabkan efek samping di seluruh tubuh.
Sebagian besar wanita mengalami ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, sementara pria lebih mengalami ketidakseimbangan kadar testosteron.
Penyebab ketidakseimbangan hormon
Menurut Medical News Today, setiap orang akan mengalami periode alami ketidakseimbangan hormon atau fluktuasi pada titik-titik tertentu dalam hidup mereka.
Namun, ketidakseimbangan hormon juga bisa terjadi ketika kelenjar endokrin tidak berfungsi dengan baik, yang bisa dipengaruhi oleh gaya hidup, faktor lingkungan, serta beberapa kondisi medis tertentu.
Berikut beberapa kondisi yang memengaruhi kelenjar endorkin:
- diabetes, di mana tubuh tidak menghasilkan cukup hormon insulin
- hiperglikemia, ketika tubuh kelebihan produksi glukosa
- hipoglikemia, saat tubuh memproduksi lebih banyak insulin daripada glukosa dalam darah
- tumor jinak dan kista (kantong berisi cairan) yang mempengaruhi kelenjar endokrin
- kemoterapi dan terapi radiasi
- stres kronis
- pola makan dan gizi buruk
- mengalami kelebihan berat badan
- konsumsi penggantian hormon atau obat pengendalian kelahiran
- penyalahgunaan obat steroid anabolik
- paparan racun, polutan, dan bahan kimia yang mengganggu endokrin, termasuk pestisida dan herbisida
Tetapi sebenarnya masih banyak faktor yang dapat memengaruhi kelenjar endokrin, yang pada akhirnya menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
Khusus untuk wanita, mereka akan mengalami beberapa periode ketidakseimbangan hormon sepanjang hidupnya, terutama dalam masa:
Baca Juga: Ketahui Tanda Ketidakseimbangan Hormon, Sadari sebelum Terlambat!
- pubertas
- haid
- kehamilan, persalinan, dan menyusui
- perimenopause, menopause, dan pascamenopause
Wanita juga cenderung mengalami gangguan ketidakseimbangan hormon yang berbeda dari pria karena memiliki organ dan siklus endokrin yang berbeda.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan