Suara.com - Mantan Menteri Kesehatan RI Siti Fadilah mengatakan virus corona varian Omicron tidak lebih bahaya dibanding varian Delta.
Hal ini ia ungkap melalui kanal YouTube pribadinya, Siti Fadilah Supari Channel dikutip suara.com, Rabu (29/12/2021).
Ia membenarkan jika varian Omicron lebih menular dibanding varian lainnya. Tapi ia tidak sepakat jika varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan itu lebih berbahaya.
"Lalu ada yang mengatakan menularnya 500 persen. Iya betul, lebih menular dari varian lain, tapi apa artinya menular, kalau tidak membahayakan yang ditularkan," ungkap Siti Fadilah.
Bahkan, kata dia, lantaran tidak membahayakan ia menyandingkan varian Omicron seperti flu biasa, karena tidak lebih ganas dibanding varian Delta.
Apalagi Menkes 2004-2009 mengatakan situasi saat ini cenderung sudah lebih baik, karena vaksin hingga obat Covid-19 sudah berhasil ditemukan.
Hal yang sama juga ia sampaikan saat mengkritisi pernyataan organisasi kesehatan dunia atau WHO, yang meminta warga dunia mewaspadai penyebaran varian Omicron yang sangat cepat.
"WHO juga begitu, awas waspada sudah mencapai 89 negera. Ya nggak apa-apa, kalau tidak membahayakan. Antara membahayakan atau menularkan itu harus dibedakan, kalau sakit flu kan sebetulnya nggak apa-apa," ungkapnya.
Terakhir, mantan menkes yang menjabat di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), itu mengingatkan apapun variannya protokol kesehatan tetap harus dijalankan, termasuk melakukan vaksinasi Covid-19.
Baca Juga: Ansar Ahmad Minta Kemenkes Memisah Data Covid-19 PMI dari Kepri
"Masyarakat ada Omicron maupun tidak ada Omicron harus tetap waspada, karena kita tidak tahu nanti ada pandemi yang berikutnya atau tidak. Apakah pandeminya memakai virus Covid-19 atau tidak, makanya secepatnya tetap prokes dan sebagainya," tutup dia.
Sementara itu, menurut situs Organsasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga saat ini masih belum jelas apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan infeksi varian lain, termasuk Delta. Data awal menunjukkan bahwa ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini mungkin disebabkan oleh peningkatan jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik dengan Omicron.
Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya. Infeksi awal yang dilaporkan terjadi di antara mahasiswa—individu yang lebih muda yang cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan—tetapi memahami tingkat keparahan varian Omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu.
Semua varian COVID-19, termasuk varian Delta yang dominan di seluruh dunia, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang-orang yang paling rentan, sehingga pencegahan selalu menjadi kunci.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan