Suara.com - Kemunculan varian Omicron cukup mengkhawatirkan bisa memicu peningkatan kasus rawat inap di rumah sakit. Namun, seorang profesor menyebut bahwa varian Omicron nampaknya tidak berlipat ganda setiap dua hari, seperti varian virus corona sebelumnya. Apakah itu artinya pandemi terburuk telah berakhir?
Pelatih Timnas sepakbola Indonesia Shin Tae-yong mengkritik panitia turnamen AFF 2020 yang memberi makan para atlet dengan nasi kotak. Pelatih asal Korea Selatan itu khawatir kalau asupan makanan tersebut tidak cukup bergizi bagi para pemain Timnas Indonesia untuk bertanding. Bagaimana tanggapan dokter?
Simak berita selengkapnya di bawah ini!
1. Pandemi Terburuk Telah Berakhir, Profesor Sebut Varian Omicron Tidak Berlipat Ganda
Kemunculan varian Omicron cukup mengkhawatirkan bisa memicu peningkatan kasus rawat inap di rumah sakit. Karena itu, para ahli berupaya untuk mencegah hal tersebut.
Menurut data dari NHS, hanya 1,4 persen orang yang terinfeksi varian Omicron di Inggris harus menjalani rawat inap di rumah sakit seminggu kemudian.
2. Pemain Timnas Indonesia Cuma Diberi Nasi Kotak, Dokter Buka Suara Soal Kecukupan Gizi
Pelatih Timnas sepakbola Indonesia Shin Tae-yong mengkritik panitia turnamen AFF 2020 yang memberi makan para atlet dengan nasi kotak. Pelatih asal Korea Selatan itu khawatir kalau asupan makanan tersebut tidak cukup bergizi bagi para pemain Timnas Indonesia untuk bertanding.
Baca Juga: Bertambah 21 Kasus, Sudah 68 Orang di Indonesia Terpapar Varian Omicron
"Saya mencoba menanamkan gaya bertarung pada sepakbola Indonesia. Sayangnya, di turnamen ini kami hanya makan nasi kotak," kata Shin Tae-yong saat diwawancara media Korea Selatan, The JongAng, pada Senin (27/12/2021).
3. WHO Khawatir Virus Corona Varian Delta dan Omicron Sebabkan Tsunami Kasus Covid-19
Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebut saat ini tengah terjadi tsunami baru infeksi Covid-19 di seluruh dunia. Kondisi itu disebabkan penyebaran virus corona varian omicron dan varian delta.
"Delta dan Omicrom sekarang menjadi ancaman kembar yang meningkatkan kasus hingga mencapai angka rekor, menyebabkan lonjakan rawat inap dan kematian," kata Tedros dalam konferensi pers di Markas besar WHO di Jenewa, sebagaimana diwartakan Channel News Asia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan