Suara.com - Banyak orang ingin menurunkan berat badan. Namun terkadang membatasi asupan kalori dan olahraga kardio cukup sulit bagi mereka.
Sebenarnya, selain melakukan dua usaha tersebut, ada obat pil penurun berat badan yang diizinkan untuk dikonsumsi, lapor Insider.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menyutujui penggunaan obat resep penurun berat badan jangka panjang di bawah ini, berdasarkan penelitian tentang keamanan dan efektivitasnya:
1. Liraglutide, dijual dengan nama merek Saxenda
Tinjauan 2017 yang terbit dalam Obesity Science & Practice menemukan bahwa di lima percobaan, peserta obesitas kehilangan berat badan saat mengonsumsi liraglutide dibandingkan mereka yang menggunakan plasebo.
Rerata, peserta yang mengonsumsi liraglutide kehilangan 5% hingga 10% berat badan. Meski beberapa peserta keluar dari uji coba karena efek samping yang merugikan termasuk mual dan muntah.
2. Lorcaserin, dijual dengan merek Belviq
Studi menemukan bahwa orang yang mengonsumsi satu tablet 10 miligram obat ini sebanyak dua kali sehari selama 12 minggu dapat kehilangan setidaknya 5% berat badan, jika tidak, mereka harus berhenti minum pil.
Efek samping mungkin termasuk mual, muntah, diare, sembelit, infeksi saluran kemih, sakit punggung, dan sakit kepala.
Baca Juga: Pria Obesitas Seberat 180 Kg Jatuh Di Kamar, Damkar Turun Tangan
Namun, obat resep penurun berat badan ini tidak ditujukan untuk semua orang. Dokter sering memberikan resep ini untuk mereka dengan IMT lebih dari 30kg/m2 atau mereka yang memiliki komplikasi kesehatan terkait obesitas, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes.
Studi menunjukkan kemungkinan berat badan yang hilang lebih sedikit pada lorcaserin daripada liraglutide.
3. Naltrexone-bupropion, dijual dengan merek Contrave
Naltrexone dan bupropion adalah obat yang terpisah. Tetapi peneliti baru-baru ini menemukan menggabungkan keduanya dapat membantu lebih banyak penurunan berat badan daripada secara terpisah.
4. Phentermine-topiramate, dijual dengan merek Qsymia
Peengobatan ini tampaknya membantu orang menurunkan berat badan paling banyak dari lima obat. Dalam sebuah studi 2011 yang terbit di The Lancet, hampir setengah dari peserta yang mengonsumsi satu pil mengandung 15 mg phentermine dan 92 miligram topiramate setiap hari kehilangan lebih dari 10% dari total berat badan setelah 56 minggu.
Efek samping yang umum termasuk sembelit, insomnia, dan dysgeusia, indera perasa yang terdistorsi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?