Suara.com - Asupan vitamin D yang cukup, menjadi hal krusial dalam menjaga kesehatan. Vitamin D berguna untuk mengaktivasi pertahanan sistem kekebalan tubuh dan berperan penting dalam mencegah infeksi, penyakit, dan gangguan terkait kekebalan tubuh.
Secara umum ada jumlah anjuran konsumsi vitamin D sehari-hari yaitu 600 IU per hari untuk usia 0 sampai 70 tahun serta 800 IU per hari untuk yang usia di atas 70 tahun. Sayangnya, tidak semua orang bisa mencukupi kebutuhan vitamin D tersebut.
Hal itu diucapkan oleh General Practitioner and PhD Candidate in Medical Science, dr. Adam Prabata saat berbicara dalam acara peluncuran Fortiboost D3 1000 IU, Kamis (1/13/2021).
Ia mengatakan, ada beberapa gejala defisiensi vitamin D yang dapat ditunjukkan oleh tubuh seperti rendahnya daya tahan tubuh sehingga lebih mudah terkena infeksi, sering merasa lelah, sakit tulang dan otot, serta penyembuhan luka terganggu atau lama.
"Tak hanya itu, risiko terhadap penyakit lain juga bisa meningkat, seperti gangguan autoimun, diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker, serta komplikasi terkait kehamilan," kata dr. Adam.
Untuk itu, dr. Adam membagikan tiga langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat guna mencegah terjadinya defisiensi atau kekurangan vitamin D. Tiga langkah tersebut adalah:
1. Cek Kadar Vitamin D
Melakukan pengecekan kadar vitamin D secara berkala enam bulan sekali bisa dilakukan untuk mengetahui kadar vitamin D dalam tubuh, di mana normalnya adalah 25-80 ng/mL.
2. Berada di Luar Ruang
Memperbanyak kegiatan di luar ruangan dan mengonsumsi makanan dengan kandungan vitamin D adalah hal yang penting. Memperbanyak kegiatan di luar ruangan seperti berolahraga juga penting.
Gal itu dapat membantu tubuh mendapatkan paparan sinar UV-B dari matahari, di mana kulit yang diinduksi oleh sinar UV-B ini dapat memproduksi vitamin D.
Baca Juga: Presiden Parlemen Eropa David Sassoli Meninggal karena Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh
Jangan lupa juga perhatikan waktu dan berapa lama kegiatan luar dilakukan. Pemenuhan vitamin D juga penting misalnya mengonsumsi salmon, tuna, hati sapi, serta jamur.
3. Mengonsumsi Suplemen Vitamin D
Dikatakan, makanan yang dikonsumsi hanya dapat memenuhi 20 persen kebutuhan vitamin D dalam tubuh. Sementara berjemur tidak cukup untuk memenuhi 80 persen sisa kadar vitamin D yang dibutuhkan sehari-hari .
Untuk beberapa orang, konsumsi suplemen vitamin D dibutuhkan. Vitamin D3 lebih disukai sebagai suplemen dibanding D2, karena lebih lama bertahan dalam darah, serta mampu meningkatkan kadar vitamin D dan menjadikannya bentuk aktif untuk berbagai aksi penting bagi sel-sel tubuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?