Suara.com - Di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, sistem kekebalan tubuh yang prima menjadi salah satu modal seseorang terhindar dari infeksi yang disebabkan virus corona tersebut. Sayangnya, sebuah studi menyebut Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah dengan prevalansi defisiensi vitamin D tertinggi, yaitu hingga 70 persen.
Padahal dengan sifat anti-inflamasi dan imunoregulasinya, vitamin D berguna untuk mengaktivasi pertahanan sistem kekebalan tubuh, sehingga berperan penting dalam mencegah infeksi, penyakit, dan gangguan terkait kekebalan tubuh.
Berbicara dalam acara peluncuran Fortiboost D3 1000 IU, General Practitioner and PhD Candidate in Medical Science, dr. Adam Prabata mengatakan, ada tiga kondisi tertentu yang membuat seseorang kekurangan vitamin D. Kondisi tersebut adalah:
1. Aktivitas Luar Ruang yang Terbatas
Seseorang yang memiliki aktivitas luar ruang terbatas berpotensi kekurangan asupan vitamin D akibat kekurangan sinar matahari pagi. Sinar matahari terbukti menghasilkan sinar UV (ultraviolet) yang dapat diterima kulit untuk kemudian diubah oleh tubuh menjadi vitamin D.
Bukan hanya kekurangan aktivitas luar, seseorang yang menggunakan tabir surya terlalu banyak atau selalu menggunakan pakaian yang terlalu tertutup juga berpotensi kekurangan vitamin D dalam tubuh mereka.
2. Warna Kulit Lebih Gelap
Seseorang yang memiliki tone kulip lebih gelap akan lebih berisiko kekurangan vitamin D. Pigmen melanin pada seseorang berkulit gelap akan mengurangi kemampuan kulit untuk membuat vitamin D dari paparan sinar matahari. Beberapa penelitian juga menunjukkan orang dewasa dengan kulit lebih gelap berisiko tinggi kekurangan vitamin D.
3. Memiliki Kondisi atau Penyakit Tertentu
Kondisi lain yang bisa membuat seseorang kekurangan vitamin D adalah faktor fisiologis. Faktor fisiologis di antaranya usia dan kondisi kesehatan, termasuk obesitas dan atau tubuh tidak dapat menyerap cukup nutrisi dari makanan.
"Kurangnya kadar vitamin D dalam tubuh, umum dialami oleh masyarakat, namun kebanyakan orang tidak menyadarinya akibat keluhan yang dirasakan sangat ringan, bahkan tidak ada keluhan sama sekali. Tentu hal ini pada akhirnya berdampak pada kesehatan, khususnya daya tahan tubuh," kata dr. Adam, Kamis (13/1/2022).
Beberapa gejala defisiensi vitamin D adalah sering sakit terkena infeksi, sering merasa lelah, sakit tulang dan otot serta penyembuhan luka yang terganggu.
Baca Juga: Kondisi Terbaru Ashanty, Jadi Insomnia Setelah Diserang Covid-19
"Tak hanya itu, risiko terhadap penyakit lain juga bisa meningkat, seperti gangguan autoimun, diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker, serta komplikasi terkait kehamilan," tambah dr. Adam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial