Suara.com - Beberapa orang mungkin terbiasa tidur menggunakan headset atau alat penyumbat telinga yang memang dirancang guna melindungi telinga dari suara keras.
Penyumbat telinga ini telah terbukti efektif memblokir suara bising agar orang bisa tidur nyenyak. Tapi, tidur menggunakan penyumbat telinga setiap malam bisa menimbulkan bahaya dan risiko kerusakan permanen.
"Tidur dengan penyumbat telinga adalah hal yang umumnya aman untuk dilakukan. Namun, jika digunakan secara teratur dalam waktu lama, dapat menyebabkan kotoran telinga terdorong lebih jauh ke dalam telinga Anda," kata Hussain Abdeh, seorang apoteker, dikutip dari Express.
Seiring waktu, kebiasaan ini dapat menyebabkan kotoran telinga menumpuk yang dapat menyebabkan masalah, seperti tinitus dan gangguan pendengaran.
"Masalah telinga ini bisa ditangani oleh dokter yang bisa menghilangkan kotoran telinga dengan menyemprotkan telinga. Dokter juga bisa melunakan lilin atau kotoran telinga menggunakan obat tetes telinga yang diresepkan oleh dokter Anda," katanya.
Hussain mengatakan, infeksi dapat terjadi karena pertumbuhan bakteri kotoran telinga pada penyumbat telinga jika Anda sering menggunakan pasangan yang sama.
"Anda harus mengobati infeksi telinga dengan cepat karena dapat menyebabkan kerusakan pendengaran atau gangguan pendengaran dalam beberapa kasus," jelasnya.
Walau begitu, Anda harus mencuci tangan sebelum dan sesudah menggulungnya dan memasukkannya ke telinga. Cara ini membantu menghentikan bakteri eksternal masuk ke penyumbat telinga sebelum dimasukkan ke telinga Anda dan membersihkan bakteri apapun dari telinga setelah Anda memasukkannya.
Hanya saja, Dr Jeff Foster dari H3Health mengatakan bahwa penggunaan penyumbat telinga bisa meningkatkan risiko masalah medis tertentu.
Baca Juga: Diduga Keturunan Varian Omicron, Ahli Selidiki Varian Baru Virus Corona Covid-19
"Masalah medis umum yang disebabkan oleh penggunaan penyumbat telinga adalah otitis eksterna. Kondisi ini membuat aluran telinga menjadi sakit, meradang, dan sering terinfeksi," katanya.
Ada banyak hal yang bisa mengikis saluran telinga sehingga meningkatkan kemungkinan hal ini terjadi. Karena itu, ahli tidak menyarankan penggunaan cotton buds di membersihkan telinga.
Selain itu, alat penyumbat telinga berisiko bagi keselamatan mereka. Penggunaan penyumbat telinga bisa mengurangi pendengaran sekitar 10 desibel. Jika Anda ingin memblokir kebisingan, memasukkan alat penyumbat telinga ini lebih dalam dapat memblokir 25 desibel tetapi menimbulkan dua risiko.
Pertama, alat penyumbat telinga mungkin tersangkut. Kedua, alat penyumbat telinga bisa menyentuh membran timpani (gendang telinga). Jika ini terjadi, Anda mengalami perubahan pendengaran akut, vertigo, dan muntah, jadi jangan memasukkannya terlalu dalam.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan