Suara.com - Setiap orangtua tentu ingin apa pun yang terbaik untuk anaknya. Tetapi, memutuskan hal penting bagi anak sebelum berdiskusi dengannya juga bisa menjadi pola asuh yang toksik.
Tindakan itu bisa jadi tanda-tanda dari helicopter parenting. Dikutip dari Ruang Guru, helicopter parenting merupakan gaya mengasuh dengan orangtua yang terlalu fokus terhadap anaknya. Mereka terlalu mengatur atau ikut campur terhadap pengalaman anak, terutama pada hal-hal yang berkaitan dengan kesuksesan dan kegagalan anak.
Istilah itu pertama kali digunakan oleh dr. Haim Ginott dalam buku berjudul Parents & Teenagers.
Seorang psikolog asal Texas, Amerika Serikat, Dr. Ann Dunnewold Ph.D, juga menyebutkan kalau helicopter parenting sebagai overparenting. Artinya, orangtua terlibat dalam kehidupan anak-anaknya, namun dengan cara yang berlebihan. Seperti terlalu mengontrol, terlalu melindungi, dan selalu menuntut anak untuk sempurna.
Perlu diingat, bahwa helicopter parenting tak hanya berlaku untuk orang tua yang memiliki anak kecil, melainkan juga yang telah memiliki anak remaja atau bahkan dewasa.
Ciri-Ciri Helicopter Parenting
1. Pada tahap balita: Selalu menjaga ketat anak saat bermain
Pada tahap balita, helicopter parenting mulai terlihat saat orangtua terlalu ketat menjaga anak saat bermain. Orangtua tidak membiarkan anak disentuh orang lain, tidak membiarkan anak bermain sesuatu yang baru, terlalu takut anak terluka saat bermain, mengarahkan perilaku anak, dan tidak membiarkan anak punya waktu sendiri.
2. Pada usia sekolah hingga kuliah: Membuat keputusan untuk anak
Baca Juga: 3 Tips Membangun Dasar Spiritual yang Kuat pada Diri Anak, Orangtua Perlu Paham
Pada tahap ini, helicopter parenting biasanya berinisiatif untuk membuat keputusan bagi hidup anak tanpa mempertimbangkan pendapat anak.
Misalnya, mendaftarkan anak kursus atau kegiatan yang belum tentu sesuai dengan minat anak. Selain itu, perilaku helicopter parenting juga terlihat jika orangtua mulai mengatur dengan siapa anak boleh berteman hingga mengatur kegiatan anak.
3. Sangat peduli pada bidang akademik anak
Sebagian besar helicopter parent menaruh perhatian lebih pada bidang akademik anak. Misalnya, anak harus selalu berada di ranking pertama dan orang tua akan protes kepada guru jika anak mendapat nilai jelek.
Jika anak sudah terbiasa dengan gaya helicopter parenting sejak kecil, anak menjadi tidak memiliki kuasa untuk membuat keputusan sendiri dan melawan keputusan orangtua. Sehingga, sebagian besar pilihan anak dibuat oleh orangtua.
Pola seperti itu bisa terus berlanjut di usia dewasa, pada bidang pekerjaan hingga pasangan hidup anak.
Berita Terkait
-
Punya Pengaruh Buruk, Ini 5 Cara Meminimalisir Screen Time pada Balita
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Pemerintah Beri Jawaban Tegas Soal Usulan Ganti MBG Dengan Pemberian Uang ke Ortu, Apa Katanya?
-
Apa Itu Parenting VOC? Ramai Dikaitkan dengan Soimah, Ternyata Punya Dampak Negatif
-
Anak Asyik Duduk Manis Saat Ibunya Nyapu Kelas, Netizen Heran: Ini Mendidik Raja?
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak