Suara.com - Pakar epidemiologi menyebut cara terbaik untuk menghambat penyebaran COVID-19 varian Omicron yang sedang merajalela adalah dengan mencegah kerumuman.
Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr Yudhi Wibowo, meminta pemerintah daerah melakukan sejumlah upaya strategis, salah satunya adalah menghentikan aktivitas luar ruangan.
"Perlu ada langkah strategis guna mencegah penyebaran COVID-19, salah satunya dengan mengerem aktivitas yang menimbulkan kerumunan," katanya di Purwokerto.
Pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed tersebut, juga mengingatkan pemerintah daerah untuk melakukan langkah pengendalian yang lebih masif mengingat kenaikan kasus akibat Omicron dikhawatirkan lebih cepat.
"Masyarakat perlu diingatkan protokol kesehatan, bukan hanya diterapkan saja, tetapi harus lebih ketat lagi, termasuk terkait dengan kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah," katanya.
Dia menambahkan pemerintah daerah juga perlu memperkuat kapasitas 3T, yakni testing atau pemeriksaan, tracing atau pelacakan dan treatment atau penanganan.
"Harus lebih meningkatkan lagi tes dan telusur, juga perlu ditingkatkan penelusuran kasus secara masif pada kejadian transmisi lokal," katanya.
Dia juga mengingatkan perlunya tempat isolasi terpusat di tingkat kabupaten atau jika diperlukan bisa disiapkan hingga tingkat kecamatan dan desa.
"Jika ada warga yang terkonfirmasi Omicron sebaiknya dilakukan isolasi terpusat, jika isolasi mandiri dikhawatirkan kondisi rumah untuk isolasi tidak memenuhi standar persyaratan, sehingga rentan menularkan ke anggota keluarga yang lain," ujarnya.
Pemerintah daerah, lanjutnya, perlu terus meningkatkan lagi angka cakupan vaksinasi dan mempercepat program vaksinasi, termasuk program vaksinasi penguat atau dosis ketiga.
"Selain pembatasan kegiatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kerumunan dan penguatan protokol kesehatan, hal lain yang perlu dilakukan adalah meningkatkan cakupan vaksinasi, termasuk dosis penguat," katanya.
Menurutnya, kelompok rentan seperti lansia harus mendapat prioritas utama dalam program vaksinasi di daerah-daerah.
"Program percepatan vaksinasi terutama di wilayah yang cakupan vaksinasinya masih belum optimal harus makin ditingkatkan lagi, khususnya bagi kelompok lansia dan kelompok rentan lainnya," katanya. [ANTARA]
Berita Terkait
- 
            
              Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
- 
            
              Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
- 
            
              Cucu Mahfud MD Jadi Korban, Pakar Sebut Keracunan MBG Bukti Kegagalan Sistemik Total
- 
            
              Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
- 
            
              Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
- 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
- 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
- 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
- 
            
              Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
- 
            
              Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
- 
            
              Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
- 
            
              Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer
- 
            
              Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Begini Cara Aman Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi
- 
            
              Stop Cemas Anak Nonton Gadget! Tayangan Ini Hadir Jadi Jembatan Nilai Positif di Era Digital